Komentar Lukashenko soal Pasukan Korea Utara Berperang di Ukraina untuk Rusia: Tingkatkan Konflik
Presiden Belarus, Alexander Lukashenko berbincang dengan wartawan BBC Steve Rosenberg, di sela-sela pertemuan puncak ekonomi berkembang Brics.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Belarus, Alexander Lukashenko berbincang dengan wartawan BBC Steve Rosenberg, di sela-sela pertemuan puncak ekonomi berkembang BRICS.
Rosenberg lantas meminta Lukashenko mengomentari klaim bahwa Korea Utara telah mengirim pasukan untuk berperang bersama Rusia di Ukraina.
"Omong kosong," jawab Lukashenko.
Menurutnya, dengan menimbang bagaimana karakter, Presiden Rusia, Vladimir Putin, Lukashenko mengatakan kalau sekutunya itu tidak akan pernah meminta bantuan negara lain, terutama dalam hal militer.
"Mengetahui karakternya, Putin tidak akan pernah mencoba membujuk negara lain untuk melibatkan militernya dalam operasi khusus Rusia di Ukraina," ungkapnya.
Akan tetapi, jika benar pasukan Korea Utara dikonfirmasi ikut berperang di Ukraina demi membantu Rusia, Lukashenko menilai 'situasi akan sangat serius'.
"Ini akan menjadi langkah menuju eskalasi konflik jika angkatan bersenjata negara mana pun, bahkan Belarus, berada di garis kontak," jawab Alexander Lukashenko.
"Bahkan jika kita terlibat dalam perang, ini akan menjadi jalan menuju eskalasi,"
Rosenberg kemudian lanjut bertanya, apakah Putin pernah meminta Lukashenko untuk menyediakan pasukan Belarusia untuk perang Kremlin di Ukraina.
"Tidak pernah. Baik dia, maupun (mantan Menteri Pertahanan) Sergei Shoigu, atau Menteri Pertahanan saat ini Andrei Belousov tidak pernah mengajukan pertanyaan itu," jelasnya.
Namun, Belarus telah berperan dalam perang Rusia.
Baca juga: Tentara Korea Utara Dilaporkan Diterjunkan ke Rusia, Korea Selatan Berjanji Tidak Akan Tinggal Diam
Korea Selatan meradang
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, mengaku tidak akan tinggal diam jika Korea Utara mengirim pasukan untuk mendukung perang Rusia di Ukraina.
Dikutip dari AP News, pernyataan itu diungkapkan oleh Yoon Suk Yeol setelah pertemuan dengan Presiden Polandia, Andrzej Duda, Kamis (24/10/2024).
Keduanya bertemu membahas perluasan kerja sama pertahanan di tengah konflik yang sedang berlangsung.
Sebelumnya, pejabat Amerika Serikat dan Seoul meyakini sekitar 3.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan ke Rusia dan sedang berlatih di beberapa lokasi.
Badan intelijen Korea Selatan (NIS) memberi tahu anggota parlemen bahwa Korea Utara kemungkinan bermaksud mengirim total 10.000 tentaranya ke Rusia pada akhir tahun ini.
Baik Moskow maupun Pyongyang membantah keberadaan pasukan Korea Utara.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)