Israel Buat Ulah Lagi, Kini Serang Pangkalan Militer Iran, Agresi Diperluas?
Israel kembali melakukan gebrakan baru dengan menyerang pangkalan militer Iran. Beberapa ledakan terdengar di Ibu Kota Iran, Teheran.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Tak henti-hentinya Israel menciptakan pergolakan di Timur Tengah.
Kini, Israel melakukan serangan ke wilayah Iran pada Sabtu (26/10/2024) pagi.
Dilaporkan terjadi beberapa ledakan di Iran, termasuk Ibu Kota Teheran juga menjadi sasaran.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melakukan serangan besar-besaran di beberapa lokasi di Iran.
"Menanggapi serangan terus-menerus selama berbulan-bulan... Pasukan Pertahanan Israel melancarkan serangan tepat sasaran terhadap target militer di Iran," kata IDF dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Axios.
"Iran dan proksinya di kawasan tersebut telah tanpa henti menyerang Israel sejak 7 Oktober – di tujuh front – termasuk serangan langsung dari tanah Iran," lanjut pernyataan itu.
Kabinet keamanan Israel menyetujui serangan di Iran melalui panggilan konferensi aman pada Jumat malam, kata seorang pejabat Israel.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden diberitahu akan terjadinya serangan ke Iran beberapa jam sebelumnya.
Para saksi di Teheran membenarkan mendengar ledakan keras.
"Suaranya sangat keras dan langit menjadi merah," kata seorang warga Iran di Teheran, dikutip dari Yedioth Ahronoth.
The New York Times mengatakan laporan Iran mengindikasikan, ledakan terjadi di dekat bandara internasional Teheran, yang menyebabkan penduduk kota berhamburan ke jalan.
Baca juga: Israel Mulai Serang Iran, 5 Ledakan Terdengar di Teheran, IDF Kerahkan Serangan Penuh
Surat kabar itu mengatakan warga Iran melaporkan mendengar suara ledakan di Isfahan, Mashhad, dan Provinsi Kurdistan, seraya menambahkan ledakan di Teheran berakhir tetapi ketegangan masih ada.
Kantor Berita Sabrin Iran mengatakan serangan Israel terbatas dan semua target udara musuh ditembak jatuh dan tidak ada kerusakan yang ditimbulkan.
Israel telah merencanakan tanggapan terhadap serangan rudal balistik yang dilakukan oleh Iran pada tanggal 1 Oktober, serangan langsung kedua Teheran terhadap Israel dalam enam bulan.
Pihak berwenang Iran telah memperingatkan Israel agar tidak melancarkan serangan, dan mengatakan serangan apa pun terhadap Iran akan dibalas dengan lebih kuat.
Ledakan juga terdengar di pedesaan Damaskus dan wilayah tengah, menurut TV pemerintah Suriah.
Situs oposisi Suriah yang berbasis di Inggris, Observatory for Human Rights, mengatakan pesawat Israel terlihat di langit Damaskus dan Homs, menargetkan pertahanan udara.
AS Sebut Tak Ikut Campur
Seorang pejabat senior AS mengatakan pihaknya tidak ikut campur dalam operasi militer Israel di Iran.
"Kami memahami bahwa Israel tengah melancarkan serangan terarah terhadap target militer di Iran sebagai bentuk pembelaan diri dan sebagai respons atas serangan rudal balistik Iran terhadap Israel pada tanggal 1 Oktober."
Baca juga: Ayatollah Ali Khamenei Meminta Militer Iran untuk Siap Perang Lawan Israel, tapi dengan Syarat Ini
"Kami akan merujuk Anda ke pemerintah Israel untuk informasi lebih lanjut mengenai operasi mereka," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Sean Savett, dikutip dari CNN.
Menurut seorang sumber yang mengetahui pemberitahuan tersebut, Israel memang memberi tahu Gedung Putih sebelum serangan itu dilakukan.
Presiden Joe Biden saat ini berada di Wilmington, Delaware, dan para penasihatnya saat ini tidak berencana untuk berkumpul di Situation Room.
Namun, Presiden telah diberi pengarahan tentang serangan tersebut, dan mengikuti perkembangannya dengan saksama, kata seorang pejabat Gedung Putih.
IDF melalui media sosial X menggambarkan tindakan tersebut sebagai “serangan tepat terhadap target militer” di Iran, meskipun masih belum jelas lokasi spesifik mana yang menjadi target.
Baca juga: Gelap Mata, Israel Juga Berperang Melawan PBB
Dalam beberapa minggu terakhir, pejabat tinggi AS memperjelas pandangan mereka, respons Israel — baik dalam karakter maupun lokasi yang ditargetkan — harus menghindari eskalasi yang tidak semestinya atau berdampak pada ekonomi global, menurut sumber yang mengetahui diskusi tersebut.
Biden dan penasihat keamanan nasional utamanya, dalam serangkaian diskusi rutin, menegaskan, mereka tidak mendukung serangan terhadap fasilitas nuklir atau cadangan minyak Iran.
Sementara para pejabat yakin, produsen minyak lainnya dapat dengan mudah memenuhi sekitar 1 juta barel per hari yang diproduksi Iran.
Mereka lebih mengkhawatirkan interpretasi pasar atas serangan tersebut dan kemungkinan lonjakan harga energi di seluruh dunia saat Pilpres AS dilakukan.
"Psikologinya lebih substantif daripada kenyataan," kata sumber tersebut kepada CNN, menunjuk pada dugaan pemogokan fasilitas minyak yang menyebabkan harga pasar naik lebih dari 4 persen.
CNN melaporkan, pejabat Israel memberikan jaminan kepada AS bahwa respons tersebut menargetkan aset militer — bukan lokasi nuklir atau minyak — setelah pemerintahan Biden menyuarakan kekhawatiran tentang provokasi lebih lanjut dan konsekuensi di dalam negeri.
(Tribunnews.com/Whiesa)