Ratusan Jet Israel Tempuh 2.000 Km ke Iran, Yordania Bantah Lewat Wilayah Udaranya
Yordania menegaskan, tidak ada pesawat militer yang diizinkan melintasi wilayah udara negaranya pada momen serangan Israel ke Iran
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Ratusan Jet Israel Tempuh 2.000 Km ke Iran, Yordania Bantah Lewat Wilayah Udaranya
TRIBUNNEWS.COM - Yordania membantah mengizinkan jet-jet tempur Israel menggunakan wilayah udaranya saat melintas untuk menyerang Iran, Sabtu (26/10/2024).
Yordania menegaskan, tidak ada pesawat militer yang diizinkan melintasi wilayah udara negaranya pada momen peningkatan eskalasi tersebut.
Baca juga: IDF Kerahkan 100 Jet F-35, Parlemen Iran: Serangan Israel Lemah, Besar Omong Doang
"Angkatan Bersenjata Yordania –Tentara Arab– mengatakan pada hari Sabtu bahwa tidak ada pesawat militer dari pihak mana pun yang bertikai di wilayah tersebut yang diizinkan melintasi wilayah udara Yordania," dalam pernyataan yang dikutip oleh Kantor Berita Yordania (Petra).
Pernyataan tersebut menambahkan bahwa Angkatan Darat Yordania - Tentara Arab telah memantau dengan seksama eskalasi militer baru-baru ini, dan menekankan bahwa Angkatan Udara Kerajaan Yordania (RJAF) “memperhatikan situasi dengan saksama dan tetap waspada tinggi untuk melindungi negara.”
"JAF menghimbau warga agar memperoleh informasi dari sumber resmi dan tidak menyebarkan rumor yang tidak berdasarkan fakta," kata pernyataan tersebut.
Israel diketahui melancarkan serangan berskala besar ke Iran dengan melibatkan lebih dari 100 pesawat, termasuk pesawat tempur siluman F-35 “Adir”.
Jet-jet tempur tersebut dilaporkan menempuh jarak sekitar 2.000 kilometer dan memilih rute memutar dengan jalur Teluk Arab.
Menurut laporan, serangan Israel difokuskan pada fasilitas militer di Teheran dan Karaj, Iran.
IDF menyatakan bahwa setiap gelombang serangan menargetkan lokasi militer Iran secara presisi dan eksklusif, sehingga mengurangi risiko konflik lebih lanjut.
Kecam Serangan ke Israel
Adapun Yordania mengecam serangan udara Israel di wilayah Iran, menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional, pelanggaran kedaulatan, dan eskalasi berbahaya yang berisiko memperdalam ketegangan regional – menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri negara tersebut.
Juru bicara Kementerian, Duta Besar Dr. Sufian Qudah, menegaskan kembali penolakan langsung Yordania terhadap eskalasi dan pelanggaran hukum internasional tersebut, dan memperingatkan agar tidak terjerumus ke dalam konflik yang mengancam stabilitas regional dan keamanan global.
Duta Besar Qudah menghimbau masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawabnya dan mengambil tindakan segera untuk menghentikan agresi Israel terhadap Gaza, Tepi Barat, dan Lebanon.
Ia menekankan hal ini sebagai langkah penting menuju de-eskalasi, menuntut diakhirinya pelanggaran Israel terhadap hukum internasional dan resolusi PBB.
"Yordania menggarisbawahi pentingnya melindungi keamanan dan stabilitas regional dari konsekuensi serius serangan yang berkelanjutan," menurut pernyataan tersebut.