4 Sniper Israel dari Unit Penembak Jitu Hantu Tewas Disikat Hamas, Sniper Israel Targetkan Anak-anak
Empat tentara Israel tewas dan seorang perwira terluka parah selama pertempuran di Jalur Gaza utara pada tanggal 29 Oktober
Editor: Muhammad Barir
4 Tentara Israel dari Unit Penembak Jitu 'Hantu' Tewas Disikat Hamas, Penembak Jitu Israel Rutin Targetkan Anak-anak
TRIBUNNEWS.COM- Empat tentara Israel tewas dan seorang perwira terluka parah selama pertempuran di Jalur Gaza utara pada tanggal 29 Oktober, militer Israel mengumumkan.
Pasukan yang terbunuh termasuk seorang kapten dan tiga sersan staf dari unit penembak jitu elite Multidimensi “Hantu” (Refaim).
Militer masih menyelidiki keadaan bagaimana pejuang perlawanan Palestina membunuh mereka.
Perlawanan Palestina yang dipimpin Hamas terus memerangi pasukan Israel di Gaza utara, yang berupaya mengusir secara paksa sisa 300.000 penduduk Palestina dan menghancurkan atau membakar rumah mereka, sesuai dengan Rencana Jenderal.
Pada tanggal 19 Oktober, pengadilan Belgia membuka penyelidikan atas tuduhan kejahatan perang yang dilakukan oleh seorang prajurit dari Unit Hantu yang memiliki kewarganegaraan ganda Israel-Belgia dan lahir dan dibesarkan di pinggiran kota Brussels.
Kantor Kejaksaan Federal Belgia membuka penyelidikan yang berpusat di sekitar tuduhan bahwa tentara tersebut dengan sengaja menembak warga sipil yang tidak bersenjata.
Kasus ini menindaklanjuti laporan jurnalis Younis Tirawi yang menuduh unit penembak jitu Ghost secara sengaja menargetkan warga sipil tak bersenjata.
Menurut Tirawi, seorang perwira senior yang bertugas dalam unit tersebut yang merupakan warga negara AS berbagi bukti bahwa unit tersebut menembaki warga sipil, bahkan ketika tidak ada ancaman terhadap pasukan Israel.
Unit Hantu adalah unit militer elit Israel yang terdiri dari 21 tentara dengan anggota dari berbagai kebangsaan, termasuk dari AS, Prancis, Jerman, dan Belgia.
Tirawi mengatakan perwira senior AS itu membandingkan Gaza dengan kota Sodom dalam Alkitab, yang hancur karena dosa-dosanya. Ia juga menyebut penduduk Gaza sebagai "orang Amalek," yang dibasmi oleh orang Israel menurut narasi Kitab Yosua.
Tak lama setelah dimulainya perang Israel di Gaza pada Oktober 2023, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut warga Palestina di daerah kantong yang terkepung itu sebagai orang Amalek, yang oleh banyak orang dianggap sebagai tanda bahwa Israel bermaksud memusnahkan warga Palestina dalam tindakan genosida.
Sejak dimulainya perang, penembak jitu Israel secara teratur dan sengaja menargetkan anak-anak.