Pemimpin Baru Hizbullah, Naim Qassem: Gencatan Senjata dengan Israel Hanya Jika Syarat Kami Dipenuhi
Pemimpin baru Hizbullah, Naim Qassem mengatakan pendapatnya terkait gencatan senjata dengan Israel.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin baru Hizbullah, Naim Qassem mengatakan pendapatnya terkait gencatan senjata dengan Israel.
Dalam pidato pertamanya sebagai pemimpin baru Hizbullah, Qassem menjelaskan dirinya hanya akan menyetujui gencatan senjata dengan Israel apabila syarat yang ia usulkan diterima oleh Zionis.
"Jika Israel memutuskan bahwa mereka ingin menghentikan agresi, kami katakan kami terima, tetapi dengan syarat-syarat yang kami anggap tepat dan sesuai," kata Qassem, dikutip dari Al-Arabiya.
Meski adanya kemungkinan gencatan senjata, Qassem menekankan pihaknya tidak akan mengemis itu.
"Namun Hizbullah tidak akan mengemis untuk gencatan senjata," tambahnya.
Menurutnya, saat ini pihaknya ataupun Israel tidak ada pembicaraan apapun tentang gencatan senjata.
Usulan terkait gencatan senjata juga tidak ada hingga saat ini.
"Tidak ada proyek yang diusulkan yang disetujui Israel dan yang dapat kita bahas," katanya.
Qassem hanya meminta kepada Israel untuk segera meninggalkan Lebanon.
"Keluarlah dari tanah kami untuk mengurangi kerugian Anda. Jika Anda tetap tinggal, Anda akan membayar lebih dari yang pernah Anda bayarkan dalam hidup Anda,” kata Qassem.
Sementara itu, terpilihnya Naim Qassem sebagai pemimpin Hizbullah terbaru adalah untuk menggantikan Hasan Nasrallah.
Hasan Nasrallah tewas dalam serangan Israel pada bulan lalu.
Baca juga: Iran Sambut Pengangkatan Naim Qassem sebagai Sekretaris Jenderal Hizbullah Gantikan Hassan Nasrallah
Qassem mengakui bahwa pembunuhan Nasrallah dan tokoh senior Hizbullah lainnya oleh Israel memberikan pukulan yang menyakitkan bagi kelompok itu.
Meski begitu, Qassem mengatakan Hizbullah saat ini telah bangkit dan akan memulai strategi baru untuk melawan Israel.