Korban Tewas Badai Kristin di Filipina Tembus 150 Orang, 29 Hilang dan 115 Luka-luka
Korban tewas, luka maupun hilang akibat terjangan Badai Kristin yang melanda Filipina terus bertambah.
Penulis: Choirul Arifin
Kepala Eksekutif tersebut mengingatkan semua lembaga garis depan untuk “tetap waspada penuh dan tetap siap mengerahkan bantuan kapan pun diperlukan.”
Peramal cuaca negara bagian sebelumnya melaporkan bahwa pusat mata Leon teramati 155 kilometer sebelah utara Itbayat, Batanes, membawa angin berkecepatan maksimum 175 kilometer per jam di dekat pusat mata dengan hembusan angin hingga 215 kilometer per jam dan bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan 25 kilometer per jam.
Di sisi lain, upaya pertolongan masih terus dilakukan di wilayah yang rusak parah akibat Kristine.
Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) menyatakan siap memberikan lebih banyak bantuan pasca dua badai tersebut.
Lebih dari 3.000 aset darat militer telah tersedia dan siap dikerahkan kapan saja, sementara 120 aset laut, dan 40 aset udara juga bersiaga.
Baca juga: Vietnam Merugi Rp 32,44 Triliun Akibat Topan Yagi, Kerusakan Terparah di Pertanian dan Perkebunan
AFP juga menjalin kerja sama dengan sejumlah negara asingnya untuk membantu distribusi barang dan peralatan di daerah yang terkena dampak parah.
Pesawat bantuan asing yang saat ini berada di Filipina adalah satu unit pesawat C130 dari Singapura, satu unit helikopter EC725 dari Malaysia, satu unit pesawat C295 dari Brunei, dan dua pesawat dari Indonesia.
Kamis kemarin, Uni Eropa (UE) mengatakan telah menyetujui bantuan keuangan sebesar €1,5 juta ke Filipina untuk membantu masyarakat yang terkena dampak pulih dari kehancuran yang disebabkan oleh Kristine.
Bantuan kemanusiaan tersebut bertujuan untuk membantu keluarga-keluarga di daerah yang paling terkena dampak seperti di wilayah Bicol dan Calabarzon.
Komisaris Uni Eropa untuk Manajemen Krisis Janez Lenarčič mengatakan: "Saya sedih melihat bahwa hanya beberapa hari setelah kunjungan saya ke Manila, Filipina, sekali lagi pada tahun ini, dilanda bencana yang parah."
“UE siap membantu masyarakat yang berada di garis depan dalam menghadapi bencana terkait perubahan iklim,” kata Lenarcic dalam sebuah pernyataan pada Kamis.
Perdana Menteri Jepang Ishiba Shigeru dan Menteri Luar Negeri Iwaya Takeshi menyampaikan belasungkawa kepada Filipina atas kehancuran yang disebabkan oleh Kristine.
Ishiba dan Iwaya mengatakan Jepang siap memberikan segala bantuan yang mungkin kepada Filipina untuk membantu masyarakat yang terkena dampak pulih dari bencana.
Kedutaan Besar Jepang di Manila mengatakan bahwa pada 29 Oktober Ishiba menyampaikan pesan belasungkawa kepada Presiden Marcos.
“Atas nama pemerintah dan masyarakat Jepang, saya ingin menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada para korban dan keluarga mereka, serta menyampaikan simpati saya kepada mereka yang terkena dampak,” ujarnya.