6 Hal yang Perlu Diketahui soal Pilpres AS: Cara Memilih dan Bedanya dengan Pilpres Indonesia
Pilpres AS digelar besok ini beberapa hal yang perlu diketahui dan perbedaannya dengan Pilpres di Indonesia.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, AS - Jutaan warga Amerika Serikat (AS) akan menuju tempat pemungutan suara pada 5 November 2024 besok untuk memilih presiden AS berikutnya.
Sistem politik AS saat ini didominasi oleh dua partai politik yakni Partai Demokrat dan Partai Republik.
Jadi setiap presiden AS pada zaman modern berasal dari salah satu dari partai tersebut.
Partai Demokrat adalah partai politik liberal.
Agenda politiknya sebagian besar ditentukan oleh perjuangan memenuhi hak-hak sipil, jaring pengaman sosial yang luas, serta langkah-langkah untuk mengatasi perubahan iklim.
Partai ini adalah partai presiden petahana, Joe Biden, dan wakil presiden petahana, Kamala Harris.
Adapun Partai Republik adalah partai politik konservatif di AS yang juga dikenal sebagai Grand Old Party (GOP).
Baca juga: Pilpres AS Besok, Kamala Harris Kalahkan Donald Trump di Pasar Taruhan
Partai ini memperjuangkan pajak yang lebih rendah, mengecilkan ukuran pemerintah, memperjuangkan hak senjata, serta pengetatan imigrasi dan aborsi.
Mantan Presiden Donald Trump adalah kandidat Republik yang mendapatkan cukup dukungan untuk kembali menjabat sebagai presiden.
-
Jadwal Pilpres AS 2024
Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024 akan diselenggarakan pada Selasa, 5 November 2024.
Pemenangnya akan menghuni Gedung Putih selama empat tahun, terhitung mulai Januari 2025.
2. Siapa saja kandidat calon presidennya?
Awalnya, terdapat 15 bakal calon presiden yakni embilan orang dari Partai Republik, empat orang dari Partai Demokrat, dan dan dua orang lainnya dari kubu independen.
Dari 15 orang itu, tersisa dua orang yang melaju ke Pilpres AS yakni Kamala Harris dan Donald Trump.
Nama Kamala Harris muncul setelah Presiden Joe Biden mengumumkan mundur dari persaingan pemilihan presiden AS.
Biden kemudian mendukung Harris untuk menggantikannya sebagai kandidat dari Partai Demokrat.
Di Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump mengungguli pesaing terakhirnya, mantan Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley.
3. Bagaimana cara memilih Pilpres AS?
Sistem pemilihan umum yang dilakukan di AS berbeda dari Indonesia.
Jika di Indonesia pemenang pemilu adalah peraih suara terbanyak, di AS tidak demikian.
Presiden AS tidak dipilih secara langsung oleh masyarakat, melainkan oleh lembaga yang dikenal dengan istilah electoral college atau lembaga pemilih.
Ketika warga AS datang ke tempat pemungutan suara, mereka sebenarnya memilih orang-orang yang bakal duduk dalam lembaga pemilih atau electoral college.
Tugas utama anggota electoral college adalah memilih presiden dan wakil presiden.
Anggota electoral college dicalonkan oleh partai politik di tingkat negara bagian.
Mereka biasanya petinggi partai atau sosok yang berafiliasi dengan kandidat presiden dari partainya.
Di tempat pemungutan suara, pemilih tidak hanya memberikan suara untuk calon presiden tapi juga calon anggota electoral college.
Di surat suara, nama mereka biasanya muncul di bawah nama kandidat presiden.
Namun ada juga negara bagian yang tidak mencetak nama calon anggota electoral college.
Jumlah perwakilan setiap negara bagian dalam kelompok ini disesuaikan dengan total populasi di daerah tersebut.
California adalah negara bagian dengan perwakilan terbanyak yaitu 55 orang.
Sementara negara bagian yang jumlah penduduknya sedikit, seperti Wyoming, Alaska, dan North Dakota, termasuk Washington DC, diwakilkan oleh minimal tiga orang. Setiap orang dalam lembaga ini memiliki satu hak suara.
Total anggota electoral college adalah 538 orang. Seorang kandidat presiden harus mendapatkan suara terbanyak, 270 atau lebih, untuk memenangkan pemilihan.
Biasanya setiap anggota electoral college akan memilih calon presiden yang mendapatkan suara terbanyak dalam pemilihan umum di negara bagian.
Misalnya jika seorang kandidat dari Partai Republik memenangkan 50,1 persen suara di Texas, dia akan mendapat seluruh suara electoral college dari negara bagian itu, yang berjumlah 38 orang.
Sangat mungkin seorang kandidat menjadi yang paling populer secara nasional di kalangan pemilih, namun gagal mendapatkan 270 suara dari anggota electoral college.
Pada pilpres 2016, Donald Trump mendapat tiga juta suara lebih sedikit dibandingkan pesaingnya, Hillary Clinton.
Namun Trump mendapatkan suara terbanyak di electoral college sehingga dia terpilih sebagai presiden.
4. Siapa saja yang dipilih dalam Pemilu AS?
Semua perhatian akan tertuju pada siapa yang terpilih sebagai presiden.
Namun dalam Pemilu AS, para pemilih juga akan memilih anggota Kongres yang baru saat mereka mengisi surat suara.
Kongres AS terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat.
Kedua institusi ini mengesahkan undang-undang sehingga dapat bertindak sebagai pengawas Gedung Putih.
Pada hari pemilihan, warga AS akan menentukan siapa saja sosok yang menduduki 435 kursi di DPR dan 33 kursi di Senat.
Saat ini, Partai Republik mengendalikan DPR dan Partai Demokrat bertanggung jawab atas Senat.
5. Siapa yang bisa memilih?
Setiap warga Amerika Serikat yang berusia minimal 18 tahun.
6. Kapan khalayak bisa tahu siapa pemenang Pilpres?
Biasanya pemenang Pilpres AS diumumkan pada malam pemilihan.
Namun pada tahun 2020 butuh beberapa hari untuk menghitung semua suara.
Periode setelah pemilihan dikenal sebagai masa transisi—jika terjadi pergantian presiden.
Ini adalah waktu bagi presiden baru untuk membentuk kabinet pemerintahan dan membuat rencana untuk empat tahun mendatang.
Presiden AS secara resmi dilantik pada bulan Januari yang diadakan di tangga depan Gedung Capitol di Washington DC.
Sumber: BBC Indonesia