Keterlibatan Korut di Perang Rusia Dibarter dengan Duit 263,4 juta Per Tahun dan 700 Ribu Ton Beras
Ribuan tentara Korea Utara lainnya dilaporkan mendapat bayaran sekitar 2.000 dolar AS atau sekitar Rp 31,52 juta per bulan dari Rusia.
Penulis: Choirul Arifin
Keterlibatan Korut di Perang Rusia Dibarter dengan Duit 263,4 juta Per Tahun dan 700 Ribu Ton Beras
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Korea Utara diyakini telah mengirim ribuan tentaranya ke Rusia untuk mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
Ribuan tentara Korea Utara lainnya dilaporkan mendapat bayaran sekitar 2.000 dolar AS atau sekitar Rp 31,52 juta per bulan dari Rusia. Mereka diperkirakan akan bergabung pada akhir tahun ini, menurut intelijen Korea Selatan dan pejabat militer.
Meskipun Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) dalam analisis terbarunya menyatakan bahwa kerugian yang ditimbulkan Korea Utara dalam perang tampaknya lebih besar daripada manfaatnya, para ahli lain di Seoul mengatakan Pyongyang kini dapat mengharapkan Moskow untuk mendukungnya jika ada kemungkinan.
Institute for National Security Strategy (INSS), sebuah lembaga pemikir yang berafiliasi dengan NIS, dalam sebuah laporan tanggal 1 November menyatakan, keputusan Korea Utara untuk mengirim pasukan ke Rusia beberapa minggu sebelum pemilihan presiden AS, didasarkan pada perhitungan. bahwa kemenangan Donald Trump akan mengakhiri perang Ukraina lebih awal.
“AS di bawah kepemimpinan Trump dapat menarik diri dari Ukraina, yang akan melemahkan salah satu pilar utama struktur baru mirip Perang Dingin yang telah dibangun dengan susah payah oleh Pyongyang dalam beberapa tahun terakhir melalui kerja sama yang erat dengan Moskow,” kata INSS dalam pernyataannya.
“Mengingat prospek perang yang tidak pasti setelah pemilu AS, Pyongyang dengan cepat bergerak untuk mengikat Moskow pada strategi luar negerinya terlebih dahulu.”
Dalam sebuah laporan yang dirilis pada tanggal 22 Oktober, INSS berpendapat bahwa Korea Utara akan kehilangan nilai bagi Rusia setelah perang mereda.
Ketika hal tersebut terjadi, Korea Utara, meskipun terjerat sanksi dan hubungan yang tegang dengan sekutu tradisionalnya, Tiongkok, tidak dapat lagi mengandalkan bantuan Rusia, kata lembaga pemikir tersebut dalam laporan tersebut.
“Dalam jangka panjang, Korea Utara akan mengalami kerugian lebih besar dibandingkan keuntungan yang didapat jika bergabung dalam perang dengan Rusia,” kata laporan itu.
Wi Sung-lac, yang merupakan Duta Besar Seoul untuk Rusia, mengatakan kepada The Korea Herald bahwa memasuki perang melawan Ukraina “sama sekali bukan hal yang buruk” bagi Korea Utara.
Salah satu alasannya adalah krisis keuangan dan pangan di negara tersebut sebagian besar dapat diatasi dengan kompensasi Rusia atas kontribusinya dalam upaya perang, kata Wi, yang diberi pengarahan oleh NIS sebagai anggota komite intelijen Majelis Nasional.