Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
BBC

Hal-hal yang mungkin terjadi saat Donald Trump menjabat presiden AS lagi

Donald Trump memenangi Pilpres AS lagi. Bagaimana masa jabatan keduanya? Akankah berbeda dari masa jabatan pertamanya?

zoom-in Hal-hal yang mungkin terjadi saat Donald Trump menjabat presiden AS lagi
BBC Indonesia
Hal-hal yang mungkin terjadi saat Donald Trump menjabat presiden AS lagi 

Ia pun berencana meningkatkan produksi energi AS, utamanya dengan mengeksploitasi bahan bakar fosil, karena menurutnya ongkos energi yang tinggi telah berdampak terhadap inflasi.

Selain itu, Trump yakin dapat menekan harga rumah melalui program pembangunan rumah di lahan negara serta dengan mendeportasi para imigran ilegal, yang disebutnya telah meningkatkan permintaan dan harga rumah-rumah di AS.

Trump sempat menyatakan akan mengenakan tarif 10%-20% pada sebagian besar produk impor.

Namun, menurut sejumlah ekonom, kebijakan semacam ini akan berujung pada kenaikan harga barang-barang, yang kemudian bakal ditanggung konsumen.

China diperkirakan akan kena getahnya. Di periode kepemimpinannya dahulu, Trump memulai perang dagang dengan China. Kini, ia berencana mengenakan tarif 60% pada barang-barang yang diimpor dari China.

Trump bahkan berniat menghapus bertahap impor barang-barang esensial dari China dan merancang peraturan baru yang hanya membolehkan perusahaan-perusahaan AS untuk berinvestasi di China bila investasi itu menguntungkan AS.

Pada 2023, AS mengimpor barang-barang dari China dengan nilai mencapai US$427 miliar (sekitar Rp6.775 triliun).

Berita Rekomendasi

Jika Trump benar mengambil langkah ini, perang dagang AS-China diperkirakan akan kian intens, yang bakal berdampak pula pada ekonomi global.

Larangan aborsi

Pencabutan hak warga AS untuk melakukan aborsi adalah salah satu pencapaian politik terbesar Trump di periode kepemimpinannya dahulu.

Namun, dalam kampanyenya untuk pemilu 2024, sikap Trump tak konsisten.

Saat menjadi presiden AS di periode 2017-2021, Trump mengangkat tiga hakim Mahkamah Agung sehingga berhasil membuat sayap konservatif Mahkamah Agung menjadi mayoritas.

Walhasil, Mahkamah Agung AS mencabut hak aborsi di tingkat federal pada 2022, meski hak itu telah berlaku sejak 1973, sejalan dengan agenda Trump.

Perubahan ini membawa sejumlah konsekuensi. Saat ini, ada 14 negara bagian yang menerapkan larangan aborsi menyeluruh (atau hampir menyeluruh) dan tiga lainnya yang mengizinkan aborsi hanya bila usia kehamilan belum menyentuh minggu keenam.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
BBC
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas