Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Media Ibrani: Israel Kerahkan Tentara di Gaza Utara Sebagai Persiapan Pemukimannya

Pencaplokan itu akan ditindaklanjuti dengan membangun pemukiman di sana serupa dengan yang didirikan di Tepi Barat.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Media Ibrani: Israel Kerahkan Tentara di Gaza Utara Sebagai Persiapan Pemukimannya
khaberni/HO
Tentara Pendudukan Israel (IDF) di wilayah Jalur Gaza. IDF dilaporkan menjalankan Rencana Jenderal untuk mengusir warga Gaza Utara, mencaplok wilayah, dan mendirikan pemukiman untuk warga Yahudi di wilayah tersebut. 

Media Ibrani: Israel Kerahkan Tentara di Gaza Utara Sebagai Persiapan Pemukimannya
 

TRIBUNNEWS.COM“Rakyat Israel harus melihat apa yang dilakukan tentara mereka atas nama mereka di Jalur Gaza bagian utara, ketika mereka memerintahkan (mengusir) penduduk Palestina di sana untuk mengungsi dari daerah tersebut dan bergerak ke arah selatan.”

Tulisan di atas bukanlah seruan dari pihak yang memusuhi negara pendudukan.

Baca juga: Rahasia Hamas Masih Bisa Terus Tewaskan Tentara Israel Meski Diberondong IDF dalam Setahun Perang

Kritik tersebut juga bukan datang dari warga Palestina atau para pendukungnya,, melainkan datang dari dewan editorial surat kabar sayap kiri Israel berbahasa Ibrani, Haaretz dalam sebuah editorial.

Artikel tersebut menyatakan kalau tentara Israel telah mengumumkan, pada awal Oktober lalu, sebuah operasi militer – yang masih berlangsung – untuk mengepung daerah di kota Jabalia, Beit Hanoun dan Beit Lahia dengan ketat,".

Ketat,  berarti kalau “tidak seorang pun akan diizinkan memasukinya, bahkan organisasi bantuan internasional pun tidak.”

Foto yang diambil dari video rekaman AFPTV memperlihatkan warga Palestina mencari para korban serangan Israel di kamp pengungsian Jabaliya, Gaza, Selasa, (31/10/2023). Serangan itu dilaporkan menewaskan setidaknya 50 orang.
Foto yang diambil dari video rekaman AFPTV memperlihatkan warga Palestina mencari para korban serangan Israel di kamp pengungsian Jabaliya, Gaza, Selasa, (31/10/2023). Serangan itu dilaporkan menewaskan setidaknya 50 orang. (ADI ALWHIDI / AFP)

Zona Militer Tertutup

Penduduk Gaza utara diminta untuk pindah ke selatan, sebagai bagian dari apa yang disebut "rencana jenderal" yang diusulkan oleh Mayor Jenderal Giora Eiland, meskipun Israel secara resmi menyangkal kalau mereka telah mulai menerapkannya, menurut laporan editorial surat kabar tersebut.

Baca juga: Seputar Generals Plan, Rencana Kejam Israel dalam Operasi Kelaparan dan Pemusnahan Gaza

Berita Rekomendasi

Dewan redaksi Haaretz mengatakan kalau ide dasar rencana tersebut didasarkan pada pengusiran penduduk, menyatakan Gaza utara sebagai zona militer tertutup.

Setelah mengusir warga Palestina, Israel kemudian akan menekankan bahwa siapa pun yang tetap tinggal di sana dianggap sebagai “teroris” yang pantas dibunuh.

Banyak orang di daerah tersebut khawatir kalau mereka tidak dapat kembali ke rumah mereka, sementara yang lain tidak dapat meninggalkan daerah tersebut.

Surat kabar tersebut menyatakan bahwa PBB dan organisasi bantuan lainnya memperingatkan, beberapa hari yang lalu, kalau situasinya “mengerikan” dan bahwa seluruh penduduk Palestina di Gaza utara “berisiko kematian karena penyakit, kelaparan dan kekerasan. "

Menurut surat kabar tersebut, tentara Israel mencegah masuknya truk bantuan kemanusiaan, dan hanya ambulans yang diizinkan untuk mengangkut orang-orang yang sakit parah ke rumah sakit di Kota Gaza, dan tim penyelamat sipil diminta untuk meninggalkan daerah tersebut.

Mengabaikan Hukum Publik dan Internasional 

Dewan editorial Haaretz menambahkan kalau tentara Israel telah menunjukkan “ketidakpedulian total” dan tidak memberi tahu publik tentang pengusiran massal penduduk, kelaparan, kerusakan rumah sakit, dan bencana kemanusiaan yang menyebabkan kerugian yang tidak proporsional bagi warga sipil.

Surat kabar tersebut melaporkan bahwa perang tersebut dilakukan dengan mengabaikan hukum internasional "seolah-olah tidak ada warga sipil di Gaza, tidak ada anak-anak, dan tidak ada konsekuensi atas tindakan kami."

"Keinginan untuk membalas dendam atas serangan Gerakan Perlawanan Hamas pada 7 Oktober 2023 telah berubah menjadi perang yang brutal, tidak terkendali, dan merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum perang, dan lebih buruk lagi, akan terus membekas dalam ingatan sebagai aib moral," seperti yang dikatakan editorial tersebut.

Tentara Pendudukan Israel (IDF) di wilayah Jalur Gaza
Tentara Pendudukan Israel (IDF) di wilayah Jalur Gaza. IDF dilaporkan menjalankan Rencana Jenderal untuk mengusir warga Gaza Utara, mencaplok wilayah, dan mendirikan pemukiman untuk warga Yahudi di wilayah tersebut.

Persiapan Pemukiman 

Surat kabar tersebut selanjutnya mengatakan kalau penghancuran besar-besaran rumah dan bangunan di Jalur Gaza utara dan persiapan tentara untuk mempertahankan tanah tersebut dengan membuka jalan dan membangun infrastruktur adalah tindakan yang menunjukkan kesediaan untuk mencaploknya secara de facto.

Pencaplokan itu akan ditindaklanjuti dengan membangun pemukiman di sana serupa dengan yang didirikan di Tepi Barat.

Dewan editorial Haaretz menekankan perlunya Israel untuk membatalkan rencana para jenderal dan mengakhiri bencana kemanusiaan.

Editorial itu mencatat kalau waktunya telah tiba untuk melakukan upaya “jujur” untuk mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dan mengakhiri perang.

 

(oln/khbrn/*)
  
 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas