Netanyahu Puji Menteri Pertahanan Baru Israel, Sebutnya ‘Buldoser’
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah memecat Menteri Pertahanan, Yoav Gallant pada hari Selasa (4/11/2024).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah memecat Menteri Pertahanan, Yoav Gallant pada hari Selasa (4/11/2024), ia pun memuji pengganti Gallant.
Pengumuman menggemparkan ini muncul saat Israel terlibat dalam perang di berbagai medan perang.
Netanyahu dan Gallant telah berulang kali berselisih pendapat mengenai perang di Gaza.
Meski hubungan mereka suram, Netanyahu cukup lama mempertahankan Gallant.
Dalam pengumumannya, Netanyahu menyinggung soal kesenjangan dan krisis kepercayaan antara mereka berdua yang menjadi dasar keputusan ini diambil.
"Di tengah perang, lebih dari sebelumnya, kepercayaan penuh dibutuhkan antara perdana menteri dan menteri pertahanan," kata Netanyahu, dikutip dari VOA.
"Sayangnya, meskipun pada bulan-bulan pertama kampanye ada kepercayaan seperti itu dan ada pekerjaan yang sangat membuahkan hasil, selama bulan-bulan terakhir kepercayaan ini retak antara saya dan menteri pertahanan," paparnya.
Pada hari-hari awal perang, kepemimpinan Israel menampilkan front persatuan saat menanggapi serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Akan tetapi, seiring dengan berlanjutnya perang yang makin meluas sampai ke Lebanon, perbedaan kebijakan utama makin terlihat.
Baca juga: Netanyahu Langsung Tancap Gas Bahas Iran setelah Donald Trump Menang Pilpres AS 2024
Saat Netanyahu menyerukan tekanan militer lanjutan terhadap Hamas, Gallant mengambil pendekatan yang lebih pragmatis.
Sebelum perang Israel-Hamas pecah, Netanyahu pernah dilaporkan hampir memecat Gallant pada Maret 2023.
Tapi upaya itu memicu protes jalanan yang meluas terhadap Netanyahu.
Netanyahu juga pernah akan memecat Gallant selama musim panas,namun menundanya hingga pengumuman hari Selasa kemarin.
Posisi Gallant akan digantikan oleh Menteri Luar Negeri Israel Katz.
Katz dikenal sebagai seorang loyalis Netanyahu dan menteri Kabinet veteran yang merupakan perwira junior di militer.
Netanyahu mengungkapkan alasan penunjukan Israel Katz, yang memegang jabatan di Kementerian Luar Negeri.
PM Israel memuji ketegasan dan kejelasan keputusan Katz.
Ia menggambarkannya sebagai "buldoser."
Baca juga: Profil Israel Katz Menteri Pertahanan Baru Israel, Punya Catatan Kriminal, Borok IDF Terungkap
"Israel Katz telah membuktikan kemampuan dan kontribusinya terhadap keamanan nasional sebagai Menteri Luar Negeri, Menteri Keuangan dan Menteri Intelijen selama 5 tahun, dan yang tidak kalah pentingnya, sebagai anggota Dewan Politik Pertahanan selama bertahun-tahun."
"Dia membawa serta kombinasi mengesankan antara pengalaman yang kaya dan kemampuan eksekutif,"
"Dia dikenal sebagai buldoser yang menggabungkan tanggung jawab dan ketangguhan yang tenang, yang semuanya sangat penting," jelas Netanyahu.
Gideon Saar, mantan saingan Netanyahu yang baru-baru ini bergabung kembali dengan pemerintah, akan mengambil alih jabatan urusan luar negeri.
Netanyahu memiliki sejarah panjang dalam menetralisir para pesaingnya.
Perang Israel-Hamas
Dikutip dari Al Jazeera, berikut ini rangkuman peristiwa terbaru yang berlangsung dalam perang Israel-Hamas di Gaza.
- Serangan Israel terhadap Gaza terus berlanjut,
Lingkungan Daraj di Kota Gaza juga digempur.
Sedikitnya sembilan orang tewas setelah jet tempur mengebom sebuah rumah di lingkungan tersebut.
- Polisi Israel mengatakan mereka menembak pengemudi kendaraan yang mereka tuduh mencoba melakukan serangan serudukan di kamp pengungsi Shu'fat, sebelah utara Yerusalem Timur yang diduduki.
- Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan 10 warga Israel terluka setelah konfrontasi kekerasan meletus antara penggemar sepak bola di Amsterdam ketika pendukung Maccabi Tel Aviv difilmkan sedang menurunkan bendera Palestina di ibu kota Belanda.
- Militer Israel mengatakan akan mengambil tindakan terhadap seorang tentara yang terekam menembakkan peluncur granat otomatis di Gaza untuk merayakan kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS.
- Prancis menuduh Israel merusak hubungan bilateral setelah pasukan Israel memasuki tempat suci di bawah pemerintahan Prancis di Yerusalem Timur yang diduduki dan sempat menahan dua pejabat Prancis dengan status diplomatik.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)