50.000 Tentara Rusia dan Korea Utara Akan Dikerahkan ke Wilayah Kursk dalam Beberapa Hari Mendatang
Dalam beberapa hari mendatang, 50.000 prajurit Korea Utara dan Rusia akan dikerahkan ke ke Kursk, wilayah di mana Ukraina telah memegang kendali.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Seminggu setelah tentara Ukraina dilaporkan bentrok dengan pasukan Korea Utara untuk pertama kalinya, sebanyak 50.000 tentara Rusia dan Korea Utara diperkirakan akan dikerahkan ke wilayah Kursk, Rusia, dalam beberapa hari mendatang untuk menargetkan posisi Ukraina.
Mengutip Washington Examiner, pejabat Ukraina melaporkan bahwa pasukan dalam jumlah besar akan segera dikerahkan ke Kursk, wilayah di mana Ukraina telah memegang kendali selama tiga bulan terakhir.
Para prajurit ini akan bergabung dengan 11.000 prajurit Korea Utara lainnya yang sudah tiba lebih dulu di wilayah tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Kamis (6/11/2024) bahwa beberapa pasukan Korea Utara ini telah terlibat dalam pertempuran melawan militer Ukraina.
Menurut pejabat AS, akan sulit bagi Ukraina untuk sepenuhnya dipindahkan dari wilayah tersebut, meskipun ada serangan besar yang direncanakan oleh Rusia dan Korea Utara.
Pasukan Rusia dan Korea Utara diperkirakan akan mengalami banyak korban jika mereka melancarkan serangan skala besar.
Pasukan Korea Utara, meskipun mengenakan seragam dan dilengkapi dengan persenjataan Rusia untuk berbaur, akan bertempur sebagai infanteri ringan dan tidak akan memiliki keunggulan kendaraan lapis baja.
Di sisi lain, Rusia juga terus meningkatkan serangan menggunakan pesawat nirawak terhadap Ukraina.
Zelensky menyebut bahwa Moskow menembakkan hampir 10 kali lebih banyak pesawat nirawak dibandingkan dengan musim gugur 2023.
Jumlah tersebut termasuk pesawat nirawak umpan yang tidak dilengkapi hulu ledak mematikan, yang digunakan untuk membingungkan sistem pertahanan udara Ukraina.
Berita tentang serangan skala besar yang akan datang ini muncul setelah panggilan telepon terpisah antara Presiden terpilih Donald Trump dengan Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin minggu lalu.
Baca juga: Panglima Syrsky: Situasi Pokrovsk dan Kurakhovo Memburuk, Rusia Bakal Terjunkan Pasukan Korea Utara
Trump Menyarankan Putin untuk Tidak Meningkatkan Perang di Ukraina
Donald Trump, presiden terpilih Amerika Serikat, berbicara melalui telepon dengan Vladimir Putin pada Kamis (7/11/2024) dan membahas konflik di Ukraina, menurut laporan Washington Post pada hari Minggu.
Laporan tersebut mengutip sumber yang mengetahui percakapan tersebut.
Dalam percakapan tersebut, Trump menyarankan agar Putin tidak meningkatkan eskalasi perang di Ukraina.
Selain itu, Trump juga menunjukkan minat untuk melanjutkan diskusi terkait "resolusi segera untuk perang Ukraina."
Selama kampanye pemilihannya, Trump menyatakan bahwa ia akan menemukan solusi untuk mengakhiri perang "dalam sehari", namun tidak menjelaskan secara rinci bagaimana ia berencana untuk melakukannya.
Menurut seorang mantan pejabat AS yang mengetahui panggilan tersebut, Trump kemungkinan besar tidak ingin memulai masa jabatan keduanya dengan memperburuk situasi perang di Ukraina.
Dalam pernyataannya kepada Washington Post, juru bicara Trump, Steven Cheung, mengatakan:
"Presiden Trump memenangkan pemilihan bersejarah ini dengan tegas, dan para pemimpin dunia menyadari bahwa Amerika akan kembali menonjol di panggung internasional."
"Itulah sebabnya para pemimpin dunia telah memulai proses untuk memperkuat hubungan mereka dengan presiden ke-45 dan ke-47 karena ia melambangkan perdamaian dan stabilitas global."
Selain berbicara dengan Putin, Trump juga dilaporkan telah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Rabu, menurut laporan media.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)