Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Laporan Intelijen: Fasilitas Nuklir Rahasia Iran Hancur Akibat Serangan Israel pada Bulan Oktober

Laporan intelijen terbaru menyebut fasilitas uji coba nuklir Iran yang sebelumnya disebut non-aktif, ternyata masih aktif.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Laporan Intelijen: Fasilitas Nuklir Rahasia Iran Hancur Akibat Serangan Israel pada Bulan Oktober
Planet Labs
Citra satelit menunjukkan Israel menyerang fasilitas pencampuran bahan bakar padat Iran di Parchin 

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan kembali sikap pemerintah.

Minggu lalu, ia menyatakan bahwa "Iran tidak mengejar pembuatan senjata nuklir, titik."

Diketahui secara luas, fasilitas Taleghan 2 memang pernah menjadi bagian dari program senjata nuklir Amad Iran yang sebelumnya aktif.

Namun, program itu dihentikan pada tahun 2003.

Kepala Badan Nuklir PBB Beri Peringatan Saat Berkunjung ke Iran

Sebelumnya pada hari Kamis (14/11/2024),  kepala pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bahwa waktu untuk diplomasi mengenai program nuklir Iran "semakin sempit," seiring dengan kemajuan pengayaan uranium Iran.

Dilansir Newsweek, Rafael Mariano Grossi, Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), sebuah organisasi perdamaian nuklir terkemuka di dunia, mengunjungi Teheran dalam upaya untuk memulihkan akses inspekturnya di Iran.

Iran memberlakukan pembatasan pada organisasi tersebut pada awal tahun 2021.

Berita Rekomendasi

Tindakan ini mengikuti undang-undang yang disahkan oleh parlemen Iran pada bulan Desember 2020, yang memungkinkan pelonggaran kepatuhan terhadap kegiatan pemantauan IAEA jika sanksi terhadap Iran tidak dicabut.

Tentang Aktivitas Nuklir Iran

Mantan Presiden AS Donald Trump menandatangani dokumen yang memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran setelah mengumumkan penarikan AS dari perjanjian Nuklir Iran, di Ruang Resepsi Diplomatik Gedung Putih di Washington, DC, pada 8 Mei 2018.
Mantan Presiden AS Donald Trump menandatangani dokumen yang memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran setelah mengumumkan penarikan AS dari perjanjian Nuklir Iran, di Ruang Resepsi Diplomatik Gedung Putih di Washington, DC, pada 8 Mei 2018. (SAUL LOEB / AFP)

Iran telah memperluas aktivitas nuklirnya sejak 2018, ketika Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump, meninggalkan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

JCPOA adalah sebuah kesepakatan nuklir yang membatasi program Iran.

Dengan adanya kesepakatan itu, Iran mendapatkan keuntungan dengan pencabutan sanksi-sanksinya.

Baca juga: Peneliti Amerika: Foto Satelit Tunjukkan Israel Serang Gedung Bekas Uji Coba Nuklir dan Rudal Iran

Namun karena Donald Trump mundur dari JCPOA, sanksi terhadap Iran kembali diberlakukan, yang pada akhirnya mempengaruhi perekonomiannya.


Sejak saat itu, Iran "memberontak" dengan memperkaya uranium hingga 60 persen, hampir mencapai tingkat 90 persen yang dibutuhkan untuk membuat senjata nuklir. 

Pengawasan oleh IAEA pun terganggu.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas