Netanyahu Perintahkan 7.000 Yahudi Ultra-Ortodoks ke Medan Perang, Bantu IDF Gempur Gaza dan Lebanon
Netanyahu melayangkan surat perintah bagi 7.000 warga Yahudi Ultra-Ortodoks untuk ikut berperang bersama pasukan ID di Gaza dan Lebanon.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Gelombang penolakan yang memanas, memaksa Pria ultra-Ortodoks Haredi menggelar demonstrasi besar-besaran di dekat area kantor perekrutan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Yerusalem,
Pada Agustus kemarin, lebih dari 100 pria ultra-Ortodoks ekstremis dilaporkan turun ke jalanan untuk berunjuk rasa di dekat kantor perekrutan IDF, tempat para wajib militer Haredi yang menerima panggilan.
Imbas kerusuhan ini, Lima demonstran ultra-Ortodoks telah ditangkap atas tuduhan melakukan perilaku tidak tertib dan menyerang petugas polisi di Yerusalem.
Israel Krisis Tentara
Rilisnya perintah wajib militer bagi Kaum ultra-Ortodoks memicu spekulasi bahwasanya Israel kini tengah mengalami krisis pasukan.
Terlebih beberapa bulan terakhir sebagian besar tentara cadangan dari batalion perang menolak perintah Perdana Menteri Netanyahu Benjamin untuk melanjutkan invasi melawan Hamas di jalur Gaza.
Tidak dijelaskan secara spesifik mengenai alasan mengapa militer Israel kompak menolak perintah perang.
Namun menurut informasi yang dihimpun media lokal Channel 14, pengunduran diri mencerminkan adanya gangguan dalam Unit, akibat ketidaksepakatan antara mereka mengenai pendudukan di Rafah, Gaza, Palestina.
Isu krisis pasukan semakin diperkuat dengan adanya pernyataan dari juru bicara IDF yang mengungkap bahwa pihaknya sangat membutuhkan 7.000 tentara tambahan.
Selain ribuan pasukan, IDF juga meminta tambahan 7.500 posisi untuk perwira dan bintara.
Jumlah tersebut melonjak dari target yang telah dijadwalkan, menandakan IDF mengalami krisis pasukan di medan merang.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)