Hujan Roket Hizbullah di Haifa, Sirene Meraung di Seluruh Wilayah, Wali Kota: Kami Jadi Target Utama
Rentetan roket Hizbullah menghujani wilayah Haifa pada Sabtu (16/11/2024) malam. Sirene di seluruh wilayah meraung keras.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
"Semuanya terhenti, jalan-jalan kosong dan toko-toko tutup," ungkapnya, Selasa (12/11/2024).
Dalam pernyataan kepada militer Israel, Yahav memperingatkan, jika ekonomi Haifa terganggu, hal itu akan berdampak pada seluruh "Israel".
Ia juga menekankan, "Israel hanya akan kuat jika Utara kuat."
Selama lebih dari sebulan, Hizbullah telah menembaki Haifa. Pada Senin (11/11/2024), media Israel menggambarkan situasi tersebut sebagai "kegilaan di Teluk Haifa" menyusul peluncuran sekitar 100 roket oleh Hizbullah yang menargetkan wilayah Krayot dan Haifa.
"Israel" juga menderita kerugian besar di wilayah utara, terutama karena Hizbullah memperluas operasinya hingga mencakup Haifa dan operasi ini menjadi rutin.
Eskalasi ini berdampak parah pada industri, pertanian, perdagangan, dan pariwisata di wilayah tersebut.
Baca juga: Utusan Palestina untuk PBB Tegaskan Negaranya Tak Akan Hilang: Kami seperti Pohon Zaitun
Agresi Israel terhadap Lebanon telah mengakibatkan beban keuangan yang berat.
Pemerintah terpaksa membayar kompensasi yang besar kepada perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah Palestina utara yang diduduki atas kerugian yang mereka derita.
Situasi ekonomi di utara diketahui kian memburuk karena Hizbullah terus menyerang Haifa, memecahkan rekor peluncuran lebih dari 100 roket ke Krayot pada Senin.
Media Israel mencatat, hal ini menandai serangan rudal Hizbullah terberat di Krayot sejak dimulainya perang yang sedang berlangsung.
Pasukan pendudukan Israel (IDF) mengakui roket tersebut diluncurkan dari daerah perbatasan, yang diklaim telah dibersihkan baru-baru ini.
IDF mengonfirmasi sekitar 90 roket ditembakkan ke arah utara dalam waktu 40 menit dari lokasi yang mereka katakan sebelumnya telah diduduki pasukan Hizbullah.
Setelah serangan itu, Yona Yahav mengatakan kepada Channel 12, jumlah roket yang ditembakkan ke Haifa termasuk yang tertinggi sejak Hizbullah mulai menargetkan pemukiman Israel utara pada 8 Oktober 2024.
Terkait hal itu, surat kabar Israel Hayom melaporkan pada 23 September 2024, serangan roket dan rudal Hizbullah berdampak langsung pada Haifa, membuat jalan-jalan di sana benar-benar kosong dari pemukim Israel.