Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapal Induk AS Minggat dari Timur Tengah, Israel Tanpa Beking, Strategi Iran Sukses?

Untuk kedua kalinya dalam setahun, kawasan Timur Tengah tanpa keberadaan kapal induk AS sama sekali. Israel tanpa beking saat Iran menyerang?

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Kapal Induk AS Minggat dari Timur Tengah, Israel Tanpa Beking, Strategi Iran Sukses?
MNA/screenshot
Kapal Induk Amerika Serikat USS Abraham Lincoln (CVN-72) dilaporkan telah meninggalkan Timur Tengah, menandai kedua kalinya dalam lebih dari setahun tidak ada kapal induk Angkatan Laut AS yang hadir di kawasan tersebut. 

Sejumlah analis menilai, ini terkait dengan strategi perang atrisi yang dilakukan Iran.

Dalam konfliknya dengan Israel, Iran paham betul kalau negara Yahudi tersebut mendapat dukungan penuh dari AS.

Strategi atrisi yang dimaksud adalah Iran menguras secara perlahan sumber daya tempur sekutu Israel dengan menggunakan serangan-serangan yang dijalankan proksi-proksi mereka di kawasan.

Sejumlah serangan besar Houthi ke pihak militer AS, diakui membuat operasional militer Amerika 'berkeringat'.

Dalam insiden pekan lalu, Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) yang dikenal dengan sebutan Penatagon, mengakui serangan dari tentara Yaman terafiliasi gerakan Houthi terhadap dua kapal perang Amerika yang melewati selat Bab al-Mandab, Laut Merah dengan drone dan rudal.

Juru bicara Pentagon Patrick Ryder mengatakan kepada wartawan pada Selasa (12/11/2024) malam kalau kapal perusak AS diserang oleh setidaknya delapan drone satu arah, delapan rudal balistik, terdiri dari lima rudal balistik anti-kapal dan tiga rudal jelajah anti-kapal.

Baca juga: Proksi Iran Serentak Serang Israel, Rudal Hipersonik Yaman ke Nevatim, Hizbullah Incar Stella Maris

Namun dia mengklaim kalau kapal perusak AS membalas serangan itu dan tidak ada kerusakan yang terjadi pada kapal.

Berita Rekomendasi

Dia mengklaim, tidak ada personel yang terluka atas serbuan militer Yaman terafiliasi Houthi tersebut.

Sebelumnya pada Selasa, Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara angkatan bersenjata Yaman, mengumumkan kalau tiga kapal Angkatan Laut AS menjadi sasaran di Laut Merah dan Samudra Hindia dengan sejumlah rudal balistik dan jelajah serta drone.

Saree mengatakan kalau operasi yang berlangsung selama delapan jam, berhasil mencapai tujuannya.

Menurut jaringan Al-Masira, Saree, mengumumkan dalam hal ini bahwa sebagai tanggapan atas agresi Amerika Serikat dan Inggris di Yaman dan dukungan berkelanjutan dari rakyat Palestina dan Lebanon.

"Unit rudal dan drone dari angkatan bersenjata Yaman, dengan bantuan Tuhan Yang Maha Kuasa melakukan operasi militer khusus yang menargetkan kapal induk AS (Abraham) yang terletak di Samudra Hindia.

Serangan Amerika Serikat dan Inggris menargetkan kamp-kamp milik milisi Houthi di provinsi Sanaa dan Saada di Yaman, yang berada di bawah kendali Houthi pada Kamis (17/10/2024).
Serangan Amerika Serikat dan Inggris menargetkan kamp-kamp milik milisi Houthi di provinsi Sanaa dan Saada di Yaman, yang berada di bawah kendali Houthi pada Kamis (17/10/2024). (X)

AS-Inggris Bombardir Yaman

Apa yang disebut Saree sebagai balasan agresi AS-Inggris itu satu di antaranya terjadi saat Pasukan Amerika Serikat (AS) dan Inggris dilaporkan menyerbu ibu kota Yaman, Sanaa, Minggu (10/11/2024).

TV Al Masirah yang berafiliasi dengan Houthi melaporkan, pasukan AS dan Inggris menyasar fasilitas penyimpanan Houthi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas