Uang Rp 79 Miliar jika Ada yang Bisa Bebaskan Per Kepala Tawanan Hamas, Netanyahu Kewalahan?
PM Israel Benjamin Netanyahu umumkan hadiah untuk warga yang bisa membebaskan tawanan dari Hamas, per tawanan dihargai Rp 79 miliar
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Whiesa Daniswara
"Di sini, di Jalur Gaza bagian tengah dan di seluruh Jalur Gaza, mereka telah mencapai hasil yang sangat baik," kata Netanyahu, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.
"Dan yang terbaik belum datang. Hamas tidak akan ada lagi di Gaza," katanya.
Minggu lalu, komite khusus PBB yang menyelidiki perang Israel di Gaza mengatakan kebijakan Israel menunjukkan karakteristik genosida dan menuduh negara itu "menggunakan kelaparan sebagai metode perang" terhadap warga sipil Palestina di wilayah tersebut.
Komite tersebut mengatakan Israel telah menimbulkan “korban sipil massal dan kondisi yang mengancam jiwa” bagi warga Palestina.
“Sejak awal perang, pejabat Israel secara terbuka mendukung kebijakan yang merampas kebutuhan pokok warga Palestina yang dibutuhkan untuk bertahan hidup – makanan, air, dan bahan bakar.”
Perang Israel di wilayah tersebut telah menewaskan hampir 44.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 104.000 lainnya.
Para pemimpin negara-negara ekonomi utama Grup 20 yang bertemu di Rio de Janeiro juga menyerukan gencatan senjata “komprehensif” di Gaza pada hari Senin.
Dalam sebuah pernyataan, para pemimpin tersebut menyatakan “keprihatinan mendalam tentang situasi kemanusiaan yang mengerikan” di Gaza serta kekhawatiran atas “eskalasi di Lebanon”, menyerukan gencatan senjata yang memungkinkan “warga negara untuk kembali dengan selamat ke rumah mereka” di Lebanon selatan dan Israel utara.
Konflik Israel-Hamas Menyebar
Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan untuk membahas perkembangan di Timur Tengah pada Senin (18/11/2024).
Di antara pembicara yang memberi pengarahan kepada dewan adalah Tor Wennesland, utusan perdamaian Timur Tengah PBB.
Ia mengatakan, konflik antara Israel dan Hamas kini telah menyebar ke seluruh wilayah, melanda Lebanon, dan memicu eskalasi ketegangan antara Israel dan Iran.
"Timur Tengah berada di persimpangan jalan yang suram, setelah setahun dilanda perang dan pertumpahan darah," katanya, Senin, dikutip dari Al Jazeera.
Kelompok bersenjata dari Yaman, Irak, dan Suriah juga terus meluncurkan proyektil ke Israel.
Sementara itu, militer Israel terus menyerang Yaman dan Suriah.