Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Parah, Israel Libatkan Kakek 71 Tahun Ikut Perang di Lebanon, Si Kakek Mati Tertembak, 3 IDF Tewas

Israel melibatkan mantan tentara yang berusia tua untuk ikut berperang. Seorang kakek berusia 71 termasuk di antara 3 tentara Israel yang tewas

Editor: Muhammad Barir
zoom-in Parah, Israel Libatkan Kakek 71 Tahun Ikut Perang di Lebanon, Si Kakek Mati Tertembak, 3 IDF Tewas
tangkapan layar X
Israel melibatkan mantan tentara yang berusia tua untuk ikut berperang. Seorang kakek berusia 71 termasuk di antara 3 tentara Israel yang tewas dalam penyerangan mereka ke Lebanon.  Ze'ev Hanoch Erlich, dari komunitas Tepi Barat Ofra, masuk bersama Brigade Infanteri Golani untuk memberikan keahlian di medan. 

Satu tahun setelah perang Gaza meletus, tingkat respons untuk memenuhi panggilan bertugas di pasukan cadangan menurun tajam.

"Antara 15 persen dan 25?ri semua tentara cadangan tidak hadir saat dipanggil, sedangkan tingkat respons adalah 100 persen pada awal perang," kata laporan tersebut.

Kurangnya respons mendorong tentara Israel, pada bulan November 2024, untuk mengurangi aktivitas militer tentara cadangan dari rata-rata 20 minggu per prajurit menjadi hanya 9 minggu, untuk mengurangi tekanan pada mereka dan memotivasi mereka agar patuh ketika dipanggil untuk bertugas.

 

Ribuan IDF Menolak Bertugas 

Adapun IDF mengatakan saat ini tengah berhadapan dengan masalah disersi besar-besaran.

Sejumlah besar tentara cadangan (reserve division) Israel dilaporkan menolak mematuhi perintah untuk dikerahkan ke putaran baru pertempuran yang terjadi di berbagai front, termasuk di Jalur Gaza dan di front utara melawan Hizbullah.

"IDF mengatakan ada kenaikan 15 hingga 25 persen dalam pasukan cadangan yang menolak untuk menghadap ke markas untuk diterjunkan ke pertempuran di Gaza dan Lebanon selatan," tulis laporan RNTV, Senin (11/11/2024).

Berita Rekomendasi

Tingginya angka disersi pasukan cadangan Israel ini  telah mempengaruhi keputusan operasional militer IDF.

Menurut IDF, sejumlah alasan umum penolakan bertugas ini adalah kelelahan perang di antara tentara yang berpartisipasi dalam pertempuran selama berbulan-bulan pada suatu waktu; dan sekarang dipanggil lagi.

Selain itu, tidak ada dana yang dialokasikan untuk mendukung kehidupan para anggota pasukan cadangan.

Sebagai informasi, pasukan cadangan ini direkrut dari sipil yang dikenai wajib militer. Dengan begitu, saat mengikuti program wajib militer, banyak dari mereka terpaksa kehilangan bisnis dan pendapatan.

Rancangan undang-undang yang sangat diperjuangkan yang tampaknya untuk mengecualikan para pria dari Kaum Yahudi Haredi – sekitar 60.000 orang – dari wajib militer juga memainkan peran dalam insiden desersi besar- besaran ini.

"Situasi ini menempatkan tekanan lebih lanjut pada operasi IDF," tulis RNTV.


SUMBER: Aawsat, i24news, Tribunnews

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas