Bukan Rudal Antarbenua, Pakar Curiga Rusia Gunakan Senjata Hipersonik Iran Bombardir Kota Dnipro
Serangan tersebut terjadi pada dini hari tanggal 21 November 2023, dengan fokus utama pada infrastruktur vital di Dnipro. Benarkah gunakan ICBM?
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ukraina mengklaim bahwa Rusia melakukan serangan terhadap kota Dnipro menggunakan Rudal Balistik Antarbenua (ICBM).
Serangan itu dilaporkan sebagai penggunaan pertama dari senjata yang dirancang untuk menyerang target jarak jauh dengan nuklir.
Serangan tersebut terjadi pada dini hari tanggal 21 November 2023, dengan fokus utama pada infrastruktur vital di Dnipro.
Menurut pernyataan dari Angkatan Udara Ukraina yang diposting di Telegram, Rusia menembakkan ICBM dari wilayah Astrakhan, Rusia selatan.
Sejauh ini yang bisa dikonfirmasi jenis Senjata yang Digunakan adalah
- Kh-47M2 Kinzhal, sebuah rudal aeroballistik yang diluncurkan dari jet MiG-31K di wilayah Tambov.
- Tujuh rudal jelajah Kh-101 yang diluncurkan oleh pengebom Tu-95MS dari dekat Volgograd.
Sedangkan tudingan ICBM yang diluncurkan dari wilayah Astrakhan, belum dapat dipastikan.
Baik jenis rudal maupun bukti kredibel untuk mendukung klaim tersebut.
Media lokal Ukraina melaporkan bahwa ledakan yang disebabkan oleh serangan rudal Rusia mengakibatkan kebakaran dan kerusakan signifikan pada situs industri serta infrastruktur kritis di Dnipro.
Keraguan pakar
Di sisi lain, Rusia belum membuat pernyataan resmi, dan para ahli tidak yakin tentang klaim Ukraina.
Sebelumnya Angkatan Udara Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Telegram bahwa Rusia menembakkan ICBM, senjata jarak jauh yang ampuh yang dapat mengenai target ribuan kilometer jauhnya, dengan hulu ledak non-nuklir dari Astrakhan di Rusia selatan.
Namun, seorang pejabat Barat kemudian mengatakan kepada CNN bahwa senjata itu tampaknya adalah rudal balistik jarak pendek (SRBM)—bukan ICBM.