Skandal Suap Adani Group, Mungkinkah PM India Terlibat?
Jaksa AS mendakwa miliarder India Gautam Adani dalam skandal suap senilai triliunan rupiah terkait kontrak tenaga surya. Apa artinya…
"Bukan rahasia bahwa pemerintah Modi secara aktif mempromosikan Adani Group dengan mengorbankan perusahaan lain. Kami sepenuhnya mendukung kewirausahaan India, tetapi dengan perbedaan yang jelas antara keterbukaan terhadap bisnis dan kolusi," kata Ghose kepada DW.
"Akankah Narendra Modi membungkam setelah AS secara resmi mendakwa pengusaha favoritnya?” ujarnya.
Dalam sebuah pernyataan, Partai Komunis India mengatakan pemerintah Modi "tidak dapat bersembunyi di balik layar asap lagi" dan menyerukan dilakukannya penyelidikan oleh Biro Investigasi Pusat (CBI) atas tuduhan suap terhadap Adani oleh jaksa AS.
Akankah ini jadi titik jatuhnya Adani?
Adani Group telah menolak tuduhan suap terhadap ketuanya, Gautam Adani.
"Tuduhan yang dibuat oleh Departemen Kehakiman AS dan Komisi Sekuritas dan Bursa AS terhadap direktur Adani Green tidak berdasar dan ditolak," kata Adani Group dalam sebuah pernyataan.
"Semua upaya hukum yang mungkin akan (kami) tempuh," tambah perusahaan itu.
Namun, banyak investor bereaksi terhadap laporan tersebut dengan menjual saham mereka di Adani Group.
Dampak dari tuduhan tersebut segera dirasakan oleh seluruh konglomerat besar itu. Saham perusahaan yang terdaftar dalam grup itu turun antara 10% hingga 20%, menghapus hampir $30 miliar (sekitar Rp477 triliun) dalam nilai pasar total pada Kamis (21/11), menurut data Reuters.
Harga saham perusahaan Adani Group yang diperdagangkan secara publik di India anjlok, di mana Adani Green Energy menukik sekitar 19%.
Ketika laporan Hindenburg dirilis pada Januari 2023, nilai pasar Adani turun lebih dari $100 miliar (sekitar Rp1,6 kuadriliun), mendorong grup itu untuk membatalkan penawaran saham senilai $2,5 miliar (sekitar Rp40 triliun).
Ada tujuh perusahaan terdaftar di India yang menyandang nama Adani, termasuk perusahaan di bidang transmisi energi listrik, energi hijau, dan operasi pelabuhan. Grup ini juga memiliki produsen semen, operator bandara, penambang batu bara, dan perusahaan pemasaran digital.
Pembiayaan Adani Group melalui LIC dan Bank India juga telah menimbulkan kekhawatiran tentang konsekuensi potensial terhadap stabilitas keuangan lembaga-lembaga tersebut dan tabungan jutaan rakyat India.
LIC adalah investor di lima perusahaan Adani, dengan kepemilikan saham mulai dari 1% hingga 9%.
"Orang-orang mengira uang mereka aman di bank dan lembaga sektor publik," kata Ram Gopal Yadav, seorang anggota parlemen dari Partai Samajwadi.