Saat Jerman Ragu, Inggris dan Prancis sebut Mau Tangkap PM Israel Netanyahu Sesuai Perintah ICC
Inggris, Prancis, Jerman sebut mau tangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sesuai surat perintah penangkapan ICC untuk tangkap Yoav Gallant.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
Sementara itu, ia menegaskan Jerman tetap pada posisinya untuk mengirim senjata ke Israel.
“Posisi pemerintah mengenai pengiriman senjata ke Israel tidak berubah setelah keputusan pengadilan pidana,” katanya.
“Pengiriman senjata ke Israel selalu tunduk pada evaluasi setiap kasus secara individual, dan situasi ini tetap ada. sekarang, dan posisi kami terhadap Israel tidak berubah," lanjutnya.
ICC Rilis Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Yoav Gallant
ICC mengumumkan telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant.
"Masing-masing memikul tanggung jawab pidana atas kejahatan berikut sebagai pelaku bersama karena melakukan tindakan tersebut bersama-sama dengan orang lain: kejahatan perang berupa kelaparan sebagai metode peperangan; dan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pembunuhan, penganiayaan, dan tindakan tidak manusiawi lainnya," bunyi pernyataan ICC pada Kamis (21/11/2024), merujuk pada Netanyahu dan Yoav Gallant.
"Pengadilan juga menemukan alasan yang wajar untuk meyakini bahwa Tn. Netanyahu dan Tn. Gallant masing-masing memikul tanggung jawab pidana sebagai atasan sipil atas kejahatan perang karena secara sengaja mengarahkan serangan terhadap penduduk sipil," lanjutnya.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 44.056 jiwa dan 104.268 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (21/11/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel