Zelensky Merengek Minta Arhanud Terbaru, Putin Janji Rusia Kirim Lebih Banyak Oreshnik ke Ukraina
Putin Janji Lakukan Lebih Banyak Uji Rudal Hipersonik seperti Oreshnik Saat Ukraina Berupaya Bangun Pertahanan Udara terbaru dari Barat
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Dalam pidato bernada agresif kepada rakyatnya pada hari Kamis, Putin mengatakan Rusia memiliki hak untuk menembakkan rudal ke negara-negara yang mengizinkan Kiev menyerang wilayah Rusia dengan senjata mereka, setelah Amerika Serikat dan Inggris memberi Ukraina lampu hijau untuk melakukannya.
Baca juga: Seputar Mainan Baru Rusia Rudal Balistik Oreshnik: Tembus 2 Km per Detik, Jangkau Seluruh Eropa
Serangan itu bisa saja dilakukan oleh rudal Oreshnik baru.
Para ahli meyakini rudal itu terbang dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara dan mungkin dapat menyerang target hingga 5.500 kilometer (3.400 mil) jauhnya -- cukup untuk memenuhi ancaman Putin untuk menargetkan sekutu Ukraina di Eropa tetapi tidak cukup untuk mencapai Amerika Serikat.
'Kegilaan Rusia'
Menyebut serangan itu sebagai "serangan terbaru dari kegilaan Rusia", Zelensky pada hari Jumat mendesak sekutu Ukraina untuk meningkatkan penyediaan pertahanan udara mereka.
"Apa pun ancaman rudal Rusia, hal itu tidak dapat diabaikan," imbuh presiden -- terutama dengan posisi militer Ukraina yang sedang lemah.
Sebuah sumber di militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia maju "200-300 meter setiap hari" di dekat pusat logistik Ukraina yang terkepung di Kurakhove, di wilayah Donetsk timur yang diklaim Kremlin sebagai bagian dari Rusia.
Di Moskow, Menteri Pertahanan Andrei Belousov mengatakan kemajuan Rusia di Ukraina timur yang dilanda perang telah "menghancurkan" unit-unit terbaik Kyiv.
Rusia juga mengatakan pasukannya telah "membebaskan" desa garis depan Novodmytrivka, sekitar 10 kilometer di utara Kurakhove.
Baca juga: Gerbang Perang Dunia III Terbuka, Rusia Tak Cuma Tembakkan Rudal ICBM ke Ukraina, Kenapa Dnipro?
'Apapun Bisa Terjadi'
Di Kiev, yang sering menjadi sasaran pesawat tanpa awak dan rudal Rusia, parlemen membatalkan rapat rutinnya dengan pihak pemerintah karena khawatir akan terjadinya serangan, pada Jumat (22/11/2024).
Beberapa anggota parlemen mengatakan mereka bekerja dari jarak jauh dan bahwa sidang hari Jumat telah dibatalkan.
Anggota parlemen Yevgenia Kravchuk mengatakan kepada AFP bahwa ada tanda-tanda "peningkatan risiko serangan" yang akan datang.
Tidak seperti bagian ibu kota lainnya, distrik pemerintahan hingga kini masih terhindar dari pengeboman.
Para analis mengatakan Moskow dan Kiev tengah berlomba-lomba untuk mendapatkan keunggulan di medan perang menjelang Januari 2025, saat Donald Trump akan menjabat di Amerika Serikat.
Trump telah berjanji untuk mengakhiri perang, tanpa mengatakan bagaimana caranya.