Hamas Tak Merasa Dikhianati Hizbullah, Pemukim Anggap Gencatan Senjata 'Perjanjian Menyerah' Israel
Warga Israel di Kiryat Shmona menilai gencatan senjata adalah 'Surrender Agreement', perjanjian menyerah Israel atas perang melawan Hizbullah.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Katz menekankan kesiapan Israel untuk menanggapi setiap pelanggaran gencatan senjata.
Baca juga: Belum Sehari Gencatan Senjata, Tentara Israel Tembaki Warga Lebanon yang Bergegas Pulang
Koalisi Pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu juga menghadapi perpecahan internal.
Beberapa menteri Israel disebut-sebut mendukung perjanjian untuk “alasan kompleks dan rahasia,” menurut laporan di Israel Hayom.
"Sumber-sumber keamanan Israel menyoroti pentingnya strategis perjanjian dalam mengurangi tekanan pada pasukan Israel yang membentang antara front Lebanon dan Gaza," tulis PC menjelaskan kalau gencatan senjata ini memang dibutuhkan militer Israel untuk 'ambil napas' setelah ngos-ngosan di berbagai front pertempuran.
Baca juga: Cara Pasukan Israel Bertahan Saat Dihajar Musim Dingin dalam Perang di 7 Front Sekaligus
Sementara itu, mantan Menteri Keamanan Israel Benny Gantz mengkritik kurangnya transparansi, menuntut rilis publik dari rincian kesepakatan.
Pemukim Israel Utara, yang saat ini mengungsi, menyatakan kekhawatiran kalau perjanjian itu akan memungkinkan Hizbullah untuk menggalan kekuatannya kembali.
Seorang warga Israel di Kiryat Shmona mengatakan kepada CNN bahwa kesepakatan itu menjadi 'Surrender Agreement', perjanjian menyerah Israel atas perangnya di front utara melawan Hizbullah.
Netanyahu Beberkan 3 Alasan Utama Sepakat Akhiri Perang dengan Hizbullah
Pemerintah Israel setuju gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon pada Selasa (26/11/2024).
Gencatan senjata ini berpotensi mengakhiri perang Israel dan Hizbullah yang terjadi lebih dari setahun yang telah menewaskan ribuan orang.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pernyataan yang direkam sebelumnya mengatakan ada tiga "alasan utama" mengapa ia menginginkan gencatan senjata dengan Hizbullah saat ini.
Yakni untuk "berfokus pada ancaman Iran," memberi pasukan Israel waktu istirahat, dan meningkatkan tekanan pada Hamas.
Menurut Netanyahu, lamanya gencatan senjata Israel-Hizbullah tergantung pada apa yang terjadi di Lebanon.
“Jika Hizbullah melanggar perjanjian dan mencoba untuk mempersenjatai diri, kami akan menyerang,” ucapnya memperingatkan, dikutip dari AFP.
Baca juga: Media Israel: Serangan Hizbullah Bikin Boncos Negara Lebih dari Setengah Triliun
Pendukung utama Israel, Amerika Serikat, telah memimpin upaya gencatan senjata di Lebanon bersama Perancis.