Soal Perang di Gaza, Menlu Israel Gideon Saar: Perdamaian Tidak Bisa Dibangun di Atas Ilusi
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar menjelaskan pandangan pemerintah Israel terkait konflik yang telah berlangsung lama ini.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, memberikan pernyataan penting mengenai situasi terkini di Gaza.
Dalam sebuah konferensi pers pada Kamis (28/11/2024), Saar menjelaskan pandangan pemerintah Israel terkait konflik yang telah berlangsung lama ini.
"Israel tidak bermaksud mengendalikan kehidupan warga sipil di Gaza," kata Saar, dikutip dari Asharq Al-Awsat.
Ia menegaskan bahwa perdamaian tidak bisa dihindari, tetapi juga tidak bisa dibangun di atas ilusi.
Pernyataan ini menunjukkan niat Israel untuk menghentikan konflik, tetapi juga menegaskan bahwa tujuan strategis harus tercapai terlebih dahulu.
Dalam penjelasannya, Saar menegaskan bahwa perang di Gaza akan berakhir ketika Israel mencapai beberapa tujuan kunci.
Pertama, memulangkan sandera.
Israel berupaya untuk memulangkan sandera yang saat ini ditahan oleh Hamas.
Hal ini menjadi salah satu fokus penting dalam negosiasi yang sedang berlangsung.
Kedua, mencegah penguasaan Hamas.
Selain memulangkan sandera, Saar menekankan pentingnya memastikan bahwa Hamas tidak lagi memiliki kendali di Jalur Gaza.
Baca juga: Hizbullah Ungkap Kerugian IDF, 130 Tewas dan 1.250 Terluka di Lebanon
Saar mengungkapkan harapan bahwa langkah-langkah ini dapat menciptakan kondisi yang lebih aman dan stabil bagi warga sipil di Gaza, tanpa adanya intervensi langsung dari Israel.
Dalam kesempatan yang sama, Saar juga mengomentari isu mengenai surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Galant.
Ia mengatakan bahwa Israel telah mengajukan banding atas keputusan tersebut, dengan menyebutnya sebagai "preseden yang berbahaya".
Pernyataan ini menunjukkan ketidakpuasan Israel terhadap langkah hukum yang dianggapnya tidak adil dan dapat berisiko terhadap stabilitas negara tersebut.
Perang Israel-Hamas
Dikutip dari Al Jazeera, berikut ini peristiwa terbaru yang terjadi dalam perang Israel-Hamas:
1. Serangan Israel terhadap Gaza terus berlanjut sepanjang malam.
Dilaporkan ada tiga serangan terpisah di Kota Gaza utara yang menewaskan 10 orang, termasuk wanita dan anak-anak.
2. Jet tempur Israel juga mengebom sebuah rumah di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.
Eskalasi ini tercatat menewaskan sedikitnya lima orang.
3. Militer Israel telah memberi tahu keluarga seorang tahanan Palestina bahwa mereka akan menghancurkan rumah mereka di kota Bal'a, Tepi Barat yang diduduki, sebelah timur Tulkarem.
4. Dr Mohammed Khaleel mengatakan situasi di wilayah Palestina utara itu “sangat mengerikan".
Khaleel merupakan seorang ahli bedah tulang belakang ortopedi dari Amerika Serikat yang bekerja di Khan Younis di Gaza selatan pada bulan April kemarin.
"Jumlah kehancuran yang terjadi di Gaza utara kini sulit dijelaskan," ungkapny kepada Al Jazeera dalam sebuah wawancara dari Florida, AS.
"Di selatan, kami menyaksikan genosida,"
"Di utara, terjadi Holocaust total. Begitu banyak bangunan hancur,"
"Terjadi jumlah kematian dan kehancuran yang luar biasa, bahkan melampaui apa yang kami lihat di selatan pada bulan April lalu," katanya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)