Kelaparan di Gaza Mencekam, Para Ibu Terpaksa Mengais Makanan di Tumpukan Sampah Demi Bertahan Hidup
Menurut laporan UNRWA, lebih dari 2 juta warga Palestina di Gaza menghadapi risiko kematian akibat kelaparan dan kehausan imbas blokade pangan
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM – Kondisi kelaparan di Gaza dilaporkan makin memburuk di tengah intensifnya serangan militer Israel yang berlangsung di penjuru Palestina.
Menurut laporan Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, lebih dari 2 juta warga Palestina di Gaza kini menghadapi risiko kematian akibat kelaparan dan kehausan.
Tak hanya itu anak-anak di Gaza juga berpotensi mengalami sekarat karena kelaparan buntut kurangnya kebutuhan dasar untuk bertahan hidup.
Kepala Kantor Hak Asasi Manusia PBB di Wilayah Pendudukan Palestina, Ajith Songai, menggambarkan kelaparan di Gaza sebagai situasi yang pahit dan mencekam.
Bahkan akibat sulitnya mendapatkan bahan pangan ada sekelompok besar perempuan yang terpaksa mencari sisa makanan di antara tumpukan sampah.
Pemandangan yang menjadi simbol keputusasaan di tengah salah satu krisis kemanusiaan terburuk dunia.
“Kelompok besar wanita dan anak-anak mencari makanan di antara tumpukan sampah di beberapa bagian Jalur Gaza imbas maraknya kelaparan," kata Ajith Sunghay, kepala kantor Hak Asasi Manusia PBB untuk Wilayah Palestina, mengutip dari Herald.
"Memperoleh kebutuhan pokok telah menjadi perjuangan sehari-hari yang mengerikan untuk bertahan hidup," imbuhnya.
Krisis pangan di Gaza yang semakin mencekik memaksa sebagian besar warga Gaza, Palestina, minum air limbah untuk bertahan hidup.
Hal ini diungkap langsung oleh Hanan Balkhy, direktur regional Mediterania Timur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dalam laporan yang dikutip dari Al Mayadeen, sejumlah warga harus meminum air limbah karena layanan kesehatan terdampak imbas agresi Israel.
Baca juga: Krisis Kelaparan di Gaza Semakin Parah, 3 Orang Tewas akibat Berdesak-desakan Berebut Roti
Krisis pangan diketahui mulai melanda Gaza imbas aksi blokade yang dilakukan militer Israel.
Menurut pernyataan sebelumnya oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), paling banyak 30 truk bantuan kemanusiaan memasuki Gaza per hari, jumlah yang sangat jauh dari memenuhi kebutuhan orang-orang di sana.
PM Israel Benjamin Netanyahu berdalih tindakan dilakukan untuk melumpuhkan kekuatan militan Hamas, namun akibat aksi pemblokiran akses pangan jutaan warga Palestina saat ini tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan dengan baik.