Krisis Pangan di Gaza: Ibu-Ibu Mengais Makanan dari Sampah
Krisis kemanusiaan di Gaza: Roti langka, warga hidup dalam kondisi tak layak.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: timtribunsolo
TRIBUNNEWS.COM - Kondisi kelaparan di Gaza saat ini semakin memburuk, di tengah intensifikasi serangan militer Israel yang terjadi di seluruh wilayah Palestina.
Menurut laporan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), lebih dari 2 juta warga Palestina di Gaza kini menghadapi risiko kematian akibat kelaparan dan kehausan.
Situasi ini sangat memprihatinkan, terutama bagi anak-anak yang berpotensi mengalami akibat fatal akibat kurangnya kebutuhan dasar untuk bertahan hidup.
Ajith Sunghay, Kepala Kantor Hak Asasi Manusia PBB di Wilayah Pendudukan Palestina, menyebut kelaparan di Gaza sebagai situasi yang pahit dan mencekam.
Ia menjelaskan bahwa sulitnya mendapatkan bahan pangan telah memaksa banyak wanita dan anak-anak untuk mencari sisa makanan di antara tumpukan sampah.
Pemandangan ini menjadi simbol keputusasaan di tengah salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Apa Penyebab Krisis Pangan di Gaza?
Krisis pangan di Gaza telah menjadi perjuangan sehari-hari yang mengerikan.
Hanan Balkhy, Direktur Regional Mediterania Timur dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyebutkan bahwa banyak warga terpaksa meminum air limbah untuk bertahan hidup.
Hal ini terjadi karena layanan kesehatan dan pasokan pangan yang terdampak akibat agresi Israel.
Sebelumnya, pemblokadean yang dilakukan oleh militer Israel menjadi faktor utama yang menyebabkan krisis pangan semakin memburuk.
UNRWA menyatakan bahwa saat ini hanya sekitar 30 truk bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza setiap hari, jumlah yang sangat jauh dari kebutuhan sebenarnya warga setempat.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, membela tindakan tersebut dengan alasan untuk melumpuhkan kekuatan militan Hamas, meski pada kenyataannya, jutaan warga Palestina terpaksa hidup dalam kondisi tidak layak.
Dampak dari Pemblokadean: Mengapa Toko Roti Tutup?
Imbas dari blokade tersebut, puluhan pabrik roti di Gaza kehabisan stok bahan pangan.
Akibatnya, mereka tidak dapat menjalankan program pembagian makanan gratis kepada masyarakat.