Perang Rusia-Ukraina: Kunjungan Belousov dan Reaksi dari NATO
Menteri Pertahanan Rusia, Andrei Belousov, bertemu Kim Jong-un untuk tingkatkan kerja sama militer.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: timtribunsolo
TRIBUNNEWS.COM -
Pada hari Jumat (29/11/2024), Menteri Pertahanan Rusia, Andrei Belousov, melakukan kunjungan ke Korea Utara dan bertemu dengan pemimpin Kim Jong Un.
Dalam pertemuan ini, kedua pihak sepakat untuk meningkatkan kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara.
Kunjungan ini berlangsung di tengah ketegangan yang meningkat terkait dengan peran Korea Utara dalam konflik Rusia-Ukraina.
Belousov menyatakan, "Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan pertahanan kedua negara serta mempromosikan hubungan yang bersahabat dan saling menguntungkan."
Ia juga menekankan bahwa hubungan antara Moskow dan Pyongyang terus berkembang di berbagai sektor, termasuk sektor militer.
Kim Jong-un menegaskan dukungan Korea Utara terhadap Rusia dalam perang di Ukraina, yang menunjukkan kedekatan kedua negara dalam menghadapi tekanan internasional.
Dampak Kunjungan
Kunjungan Belousov ini dilaporkan terjadi di tengah rencana penempatan pasukan Korea Utara di Rusia Barat, yang dikabarkan akan membantu Rusia dalam perangnya melawan Ukraina.
Kim Jong-un juga mengkritik kebijakan negara-negara Barat yang memungkinkan Ukraina menyerang target di Rusia, yang ia sebut sebagai intervensi militer langsung.
Perkembangan Lain dalam Perang Rusia-Ukraina
Ukraina Minta Bergabung dengan NATO
Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, mendesak NATO untuk mengundang Ukraina bergabung dengan aliansi militer tersebut.
Permintaan ini disampaikan menjelang pertemuan NATO yang dijadwalkan minggu depan.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, juga mengusulkan agar wilayah yang dikuasai Kyiv ditempatkan di bawah payung NATO.
Peringatan Ancaman Keamanan Global
Richard Moore, Kepala MI6, memperingatkan bahwa meninggalkan Ukraina akan membahayakan keamanan Inggris, Eropa, dan AS.
Dalam pidatonya, ia menekankan agresi Rusia yang tidak akan berhenti di Ukraina jika dunia tidak bertindak tegas.