Presiden Filipina Resah Kapal Selam Rusia Hilir Mudik Bawa Rudal, Sempat Singgah di Surabaya
Militer Filipina melaporkan bahwa kapal selam Rusia UFA 490 terdeteksi 148 kilometer di barat Tanjung Calavite pada Kamis pekan lalu.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, FILIPINA - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menyatakan keberadaan kapal selam Rusia di perairan sengketa Laut China Selatan adalah hal yang "sangat mengkhawatirkan."
Kapal milik Rusia itu diketahui berada di dekat wilayah perairan Filipina.
Militer Filipina melaporkan bahwa kapal selam UFA 490 terdeteksi 148 kilometer di barat Tanjung Calavite pada Kamis pekan lalu.
"Setiap pelanggaran di Laut Filipina Barat, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) kami, maupun garis dasar kami merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan," ujar Marcos kepada wartawan, Senin (2/12/2024).
Militer Filipina mengerahkan sebuah pesawat dan kapal perang untuk mendekati kapal selam Rusia tersebut.
Menurut pernyataan Angkatan Laut Filipina pada Senin (2/12/2024), awak kapal selam itu menyampaikan bahwa mereka sedang menunggu cuaca kondusif sebelum melanjutkan perjalanan menuju Vladivostok, Rusia.
Roy Vincent Trinidad, Juru Bicara Angkatan Laut Filipina di Laut China Selatan, mengatakan insiden itu "tidak mengkhawatirkan".
"Namun kami terkejut karena kapal selam ini sangat unik," ujarnya kepada AFP.
Kapal selam sepanjang 74 meter tersebut dilengkapi dengan sistem rudal yang memiliki jangkauan hingga 12.000 kilometer, menurut laporan kantor berita Rusia, TASS.
Kapal selam itu terakhir terlihat di perairan Filipina pada Minggu (1/12/2024).
Kedutaan Besar Rusia di Manila dan Kementerian Luar Negeri Filipina belum memberikan tanggapan atas insiden itu.
Kapal Selam Rusia Sempat Singgah di Surabaya
Dikutip dari Newsweek, keresahan Filipina karena kapal selam Rusia itu dipersenjatai rudal.
Laut Filipina Barat hanya merujuk pada perairan di Laut Cina Selatan yang termasuk dalam ZEE Filipina.
Wilayah maritim ini membentang hingga 200 mil laut dari pantai negara tersebut, termasuk laut teritorial, yang diukur sejauh 12 mil laut dari pantai.
Newsweek menghubungi Kementerian Pertahanan Rusia dan Kedutaan Besar Rusia di Manila untuk memberikan komentar.
Hal ini terjadi ketika militer Rusia , yang terlibat dalam perang dengan Ukraina, mengirim armada angkatan laut ke negara-negara di Asia Tenggara pada awal Oktober, termasuk Malaysia, Myanmar, Indonesia, dan Thailand.
Kapal selam itu sempat singgah di pelabuhan dan melakukan latihan dengan negara tuan rumah.
Kehadiran kapal selam Rusia seberat 3.900 ton, yang mampu menembakkan rudal jelajah Kalibr yang telah digunakan secara luas dalam serangan terhadap Ukraina, terjadi setelah Marcos menandatangani dua undang-undang yang menolak klaim batas laut yang dibuat oleh China di Laut Cina Selatan yang disengketakan.
Salah satu undang-undang tersebut, Undang-Undang Zona Maritim Filipina menetapkan batas-batas wilayah teritorial penting negara tersebut, termasuk ZEE-nya di Laut Cina Selatan.
Sementara itu, Undang-Undang Alur Laut Kepulauan menetapkan alur laut dan rute udara bagi kapal dan pesawat asing untuk bernavigasi.
Kerjasama dengan TNI?
Kapal selam yang dibangun di St. Petersburg itu sedang dalam perjalanan dari Laut Baltik menuju Armada Pasifik yang bermarkas di Vladivostok di wilayah Timur Jauh Rusia.
Kapal selam Rusia mencapai wilayah Indo-Pasifik pada bulan Oktober, mengunjungi Kochi di pantai barat daya India pada tanggal 21 Oktober.
Kapal selam tersebut kemudian tiba di pelabuhan Surabaya di Indonesia pada tanggal 7 November dan pelabuhan Kota Kinabalu di Malaysia pada tanggal 20 November.
Kaoal Selam Rusia jenis 8-588 UFA itu bersandar di Dermaga Jamrud Utara, Tanjung Perak, Surabaya, Kamis (7/11/2024) lalu.
Bersamaan dengan itu, juga bersandar kapal Rescue Tugboat Alatau (Supply Vessel) di dermaga yang sama.
Kedatangan kedua kapal berlangsung di tengah pelaksanaan latihan bersama (Latma) TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Rusia dengan nama "Orruda 2024".
"Dalam Latihan bersama TNI AL dan Angkatan Laut Rusia 'Orruda 2024' yang saat ini tengah dilaksanakan, salah satunya ada agenda port visit Kapal Selam Rusia ke Pangkalan TNI AL Surabaya. Ini kali pertama Kapal Selam Rusia melaksanakan port visit di Indonesia,” kata Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmada II Kolonel Laut (P) Yulius Azz Zaenal dalam keterangan yang dibagikan Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal) dikutip dari Kompas.com.
Kedatangan Kapal Selam 8-588 UFA dan Rescue Tugboat Alatau (Supply Vessel) dalam rangka submarine visit ini disambut oleh Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) V.
Di Surabaya, para awak kapal dari Rusia itu akan melakukan agenda kegiatan berupa kunjungan memorial ke Monumen Nanggala, diskusi, olahraga, makan malam dan kunjungan kota atau city tour.