Ukraina: Rusia & Iran Harus Bertanggung Jawab Terkait Memburuknya Situasi di Suriah, Begini Katanya
Ukraina mengatakan pada hari Senin bahwa Rusia dan Iran bertanggung jawab atas situasi yang memburuk di Suriah.
Editor: Muhammad Barir
Ukraina: Rusia & Iran Harus Bertanggung Jawab Terkait Memburuknya Situasi di Suriah, Begini Katanya
TRIBUNNEWS.COM- Ukraina mengatakan pada hari Senin bahwa Rusia dan Iran bertanggung jawab atas situasi yang memburuk di Suriah.
Tempat di mana Hay’at Tahrir al-Sham dan faksi-faksi sekutunya telah menguasai sebagian besar wilayah yang berada di bawah kendali pemerintah Suriah.
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan:
“Moskow dan Teheran terutama bertanggung jawab atas memburuknya situasi keamanan di Suriah,” mengecam “kejahatan keji” yang dilakukan oleh Damaskus, Moskow dan Teheran yang “tidak membawa apa-apa selain kematian, penderitaan dan kehancuran,” kata Kementerian Luar Negeri Ukraina menurut Agence France-Presse.
Ukraina Mengatakan Rusia dan Iran Harus Bertanggung jawab atas Eskalasi di Suriah
Penderitaan warga Suriah merupakan konsekuensi dari kekuasaan rezim Bashar al-Assad, yang telah mengubah negara tersebut menjadi tempat uji coba bagi tindakan rezim bersama Rusia dan Iran, menurut layanan pers Kementerian Luar Negeri Ukraina.
"Negara Suriah tengah mengalami fase perang baru yang berbahaya, yang dapat mengakibatkan konsekuensi yang tidak terduga bagi perdamaian dan keamanan regional. Selama tiga belas tahun perang di Suriah telah membawa penderitaan dan kepedihan yang luar biasa bagi rakyatnya. Lebih dari setengah juta warga Suriah telah terbunuh, dan jutaan orang telah menjadi pengungsi dan terlantar di dalam negeri," demikian bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina.
Kementerian tersebut menekankan bahwa penderitaan dan kesulitan yang dialami rakyat Suriah adalah akibat dari rezim Bashar al-Assad, yang selama puluhan tahun tidak hanya menjalankan kebijakan kejam untuk menekan rakyatnya sendiri, tetapi juga mengubah Suriah menjadi tempat uji coba bagi rezim bersama rezim Rusia, Iran, dan pasukan proksi mereka, termasuk Hizbullah.
Mengingat bahwa pada tahun 2016, Assad mengakui aneksasi Rusia atas Krimea, dan setelah invasi skala penuh ke Ukraina pada tahun 2022, ia membantu Rusia dengan mengirimkan tentara bayaran untuk berperang melawan Ukraina.
"Kerja sama militer-teknis yang semakin erat antara Rusia dan Iran telah mengganggu stabilitas situasi keamanan di Eropa dan Timur Tengah. Moskow dan Teheran bertanggung jawab utama atas memburuknya situasi keamanan di Suriah. Kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh rezim Assad, Putin, dan Ayatollah Iran terhadap warga Suriah telah membahayakan kelangsungan hidup Suriah sebagai negara yang bersatu dan merdeka," tegas Kementerian Luar Negeri Ukraina.
Kementerian tersebut menambahkan bahwa otoritas Rusia dan Iran terus melakukan upaya untuk mempertahankan kendali atas rezim Suriah.
Serangan Pemberontak di Suriah
Minggu lalu, pemberontak Suriah, yang dipimpin oleh kelompok Islamis dari Hayat Tahrir al-Sham, melancarkan serangan terhadap Aleppo , kota terbesar kedua di negara itu. Rezim Bashar al-Assad berusaha menghentikan kemajuan oposisi dengan dukungan dari pasukan Rusia.
Kemarin, dilaporkan bahwa pemberontak Suriah telah sepenuhnya menguasai Aleppo.
Menurut Reuters, Kremlin menjanjikan Assad dukungan militer tambahan, yang dapat dikirim ke Suriah dalam 72 jam ke depan.
Selain itu, Intelijen Pertahanan Ukraina melaporkan bahwa pasukan Rusia menderita kerugian selama pertempuran di Suriah .
Disebutkan pula bahwa diktator Suriah Assad memecah kesunyian mengenai situasi di negara itu di tengah serangan pemberontak.
Ia menyatakan bahwa Damaskus mengandalkan bantuan sekutu-sekutunya untuk menghalau kemajuan pasukan antipemerintah.
SUMBER: ASHARQ AL-AWSAT, NEWS UKRAINE