Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mosi Tidak Percaya di Prancis Bisa Gulingkan Pemerintahan Michel Barnier, Macron Sinis ke Parlemen

emerintah Prancis menghadapi mosi tidak percaya pada hari Rabu (4/12/2024), bagaimana tanggapan Presiden Emmanuel Macron?

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Febri Prasetyo
zoom-in Mosi Tidak Percaya di Prancis Bisa Gulingkan Pemerintahan Michel Barnier, Macron Sinis ke Parlemen
François Walschaerts-AFP
Kepala Negosiator Brexit UE Tes Positif Virus Corona 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Prancis menghadapi mosi tidak percaya pada hari Rabu (4/12/2024), sebuah langkah yang dapat menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Michel Barnier.

Para analis memperkirakan anggota parlemen Prancis kemungkinan akan memberikan suara mendukung mosi tidak percaya.

Barnier memperingatkan para politisi bahwa menjatuhkan pemerintahannya "akan membuat segalanya lebih sulit bagi Prancis."

Mosi tidak percaya ini menyusul langkah konstitusional yang jarang digunakan yang dilakukan perdana menteri pada hari Senin (2/12/2024) ketika ia meloloskan anggaran tahun 2025 tanpa persetujuan parlemen, sesuatu yang menurut Barnier dilakukannya untuk menjaga "stabilitas" di tengah perpecahan politik yang mendalam di Prancis.

Barnier, yang baru menjabat sebagai perdana menteri selama tiga bulan, berupaya mengendalikan defisit anggaran besar Prancis.

Pemerintah dapat meloloskan undang-undang tanpa persetujuan parlemen berdasarkan Pasal 49.3 konstitusi Prancis.

Namun, langkah tersebut membuka kemungkinan mosi tidak percaya.

Berita Rekomendasi

Tindakan perdana menteri tersebut mendorong Partai National Rally yang berhaluan kanan jauh Marine Le Pen dan Partai New Popular Front yang berhaluan kiri untuk menanggapi dengan mengajukan mosi tidak percaya.

Menurut Reuters, baik kubu kiri maupun kubu kanan memiliki cukup suara untuk menggulingkan pemerintahan perdana menteri, yang melaporkan bahwa Le Pen telah mengonfirmasi bahwa partainya akan mendukung mosi tidak percaya dari aliansi sayap kiri.

Mosi sayap kanan tidak akan memperoleh cukup suara dari anggota parlemen.

Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau mengatakan para anggota parlemen yang memberikan suara mendukung mosi tidak percaya sedang bermain rolet Rusia dengan masa depan Prancis.

Baca juga: Para Ahli Hukum Bantah Klaim Prancis bahwa Netanyahu Kebal Surat Perintah Penangkapan ICC

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia "tidak percaya" para anggota parlemen telah bekerja sama untuk mengajukan mosi tidak percaya terhadap pemerintah dan menuduh Le Pen memiliki "sinisme yang tak tertahankan."

"Kita tidak boleh menakut-nakuti orang dengan hal-hal ini. Kita memiliki ekonomi yang kuat," kata Presiden.

Macron mengatakan dia berpegang pada harapan bahwa para politisi tidak akan mengecam pemerintah Prancis.

"Itu tidak masuk akal," katanya kepada wartawan saat berkunjung ke Arab Saudi. Ia membandingkan situasi itu dengan "fiksi politik."

Ada juga seruan agar Macron mengundurkan diri, tetapi presiden mengatakan ia tidak berniat mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir pada tahun 2027.

"Kebetulan jika saya hadir di hadapan Anda, itu karena saya dipilih dua kali oleh rakyat Prancis," katanya.

"Saya sangat bangga akan hal ini, dan saya akan menjunjung tinggi kepercayaan ini dengan segenap tenaga yang saya miliki hingga detik terakhir untuk berguna bagi negara."

Tentang Mosi Tidak Percaya

Dalam KBBI, kata "mosi" adalah keputusan rapat, misalnya parlemen yang menyatakan pendapat atau keinginan para anggota rapat.  

Sementara, masih menurut KBBI, mosi tidak percaya adalah pernyataan tidak percaya dari Dewan Perwakilan Rakyat terhadap kebijakan pemerintah.

Selain itu, istilah mosi tidak percaya juga bisa digunakan dalam arti yang lebih luas.  

Dalam kamus Cambridge, mosi tidak percaya adalah suatu peristiwa ketika sebagian besar anggota parlemen atau organisasi lain mengatakan bahwa mereka tidak mendukung orang yang berwenang dan bahwa mereka tidak setuju dengan tindakan seseorang atau pemerintahan yang berwenang.  

Artinya, mosi tidak percaya, adalah pernyataan atau pemungutan suara tentang apakah seseorang dalam posisi yang bertanggung jawab (pemerintah, manajerial, dll) tidak lagi dianggap layak untuk memegang posisi itu.  

Hal itu mungkin karena mereka tidak memadai dalam beberapa aspek, gagal melaksanakan kewajiban, atau membuat keputusan yang dirasa merugikan anggota lain.  

Dirangkum dari HistoryExtra, mosi tidak percaya secara tradisi digunakan oleh negara-negara dengan sistem pemerintahan parlementer.  

Sebagai mosi parlementer, ini menunjukkan kepada kepala negara bahwa parlemen yang terpilih tidak lagi memiliki kepercayaan pada satu atau lebih anggota pemerintah yang ditunjuk.

Di beberapa negara, jika mosi tidak percaya dikeluarkan terhadap seorang menteri, mereka harus mengundurkan diri bersama dengan seluruh dewan menteri.

Sejarah penggunaan mosi tidak percaya Kata mosi tidak percaya muncul dalam penolakan RUU Cipta Kerja Mosi tidak percaya secara historis adalah kejadian yang cukup biasa di abad ke-19, tetapi dari tahun 1900-an hingga hari ini suara tersebut tidak terlalu sering digunakan.

Masih berdasarkan HistoryExtra, pada penggunaan mosi tidak percaya sudah dilakukan sejak 1782 ketika pasukan Britania Raya kalah dalam Pertempuran Yorktown dalam Perang Revolusi Amerika.  

Mosi tidak percaya akkhirnya memaksa Perdana Menteri Waktu itu, Lord North mundur dari jabatannya.  

Sejak itu, ada 20 kekalahan pemerintah atas mosi percaya yang semuanya mengarah pada pembubaran atau pengunduran diri.

(Tribunnews.com/Chrysnha/Kontan.co.id)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas