Populer Internasional: Rezim al-Assad Tumbang - Sepak Terjang Bos Pemberontak Suriah Eks Al Qaeda
Konflik Suriah dan jatuhnya rezim Bashar al-Assad mendominasi berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Konflik Suriah yang telah berlangsung sejak tahun 2011 kini memasuki babak baru.
Pemberontak yang tiba-tiba bergerak maju, berhasil menjatuhkan rezim Bashar al-Assad.
Abu Mohammed al-Golani, merupakan tokoh kunci dalam misi pemberontak ini.
Ia dulunya adalah seorang ekstremis Al Qaeda.
Selengkapnya, berikut kumpulan berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Suriah Usai Rezim al-Assad Tumbang: Kelompok Sunni Tahrir al-Sham Jadi Penguasa dan Ancaman ISIS
Pemberontak Suriah mendeklarasikan penggulingan Presiden Bashar al-Assad setelah menguasai Damaskus pada hari Minggu (8/12/2024).
Hal ini sebagai penanda berakhirnya pemerintahan tangan besi keluarganya setelah lebih dari 13 tahun perang saudara dalam sebuah momen yang menggemparkan di Timur Tengah.
Pemberontak juga memberikan pukulan besar terhadap pengaruh Rusia dan Iran di wilayah tersebut, sekutu utama yang mendukung Assad pada saat-saat kritis dalam konflik tersebut.
Kedutaan Besar Iran juga diserbu oleh pemberontak Suriah setelah mereka merebut Damaskus.
Komando militer Suriah memberi tahu para perwira bahwa pemerintahan Assad telah berakhir.
Baca juga: 8 Peristiwa Kunci Perang Saudara Suriah, 13 Tahun Pertumpahan Darah
Namun tentara Suriah kemudian mengatakan pihaknya terus melanjutkan operasi melawan kelompok teroris di kota-kota utama Hama dan Homs serta di pedesaan Deraa.
2. Sepak Terjang Golani, Bos Pemberontak Suriah Eks Al Qaeda, Lepas Sorban Kini Lebih Moderat
Abu Mohammed al-Golani, pemimpin oposisi bersenjata yang dituduh sebagai pemberontak, klaim telah merebut sebagian besar wilayah Suriah dalam serangan mendadak sejak 27 November 2024 lalu.
Abu Mohammed al-Golani dulunya adalah seorang ekstremis eks Al Qaeda yang kini berubah lebih moderat.
Sebagai pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang berakar pada cabang al-Qaeda di Suriah, Golani mengatakan tujuan serangannya adalah untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
"Ketika kita berbicara tentang tujuan, tujuan revolusi tetaplah menggulingkan rezim ini. Merupakan hak kami untuk menggunakan semua cara yang tersedia untuk mencapai tujuan itu," kata Golani kepada CNN dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada hari Jumat (6/12/2024).
3. Profil Asma Al Assad, Istri Presiden Suriah yang Dikabarkan Kabur ke Rusia Bersama Anak-anaknya
Dunia pernah terpikat dengan Asma Al Assad.
Kecantikan wanita asal Inggris ini dipuji di Timur Tengah setelah menikahi Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Namun kemudian dia dibenci setelah muncul perang saudara di Suriah 14 tahun lalu.
Dia pernah digambarkan sebagai "mawar di padang pasir", inti dari lingkaran gelap presiden Bashar al-Assad.
Dan kini Asma Al Assad kembali jadi sorotan.
Wall Street Journal, Minggu (8/12/2024) melaporkan Asma al-Assad melarikan diri bersama ketiga anak mereka ke Rusia, mengutip keterangan pejabat keamanan Suriah dan pejabat Arab yang tidak disebutkan namanya.
Kedua saudara iparnya juga dilaporkan telah meninggalkan Suriah menuju Uni Emirat Arab.
Baca juga: Dapat Suaka Politik, Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan Keluarganya Kabur ke Rusia
4. Akar Masalah Perang di Suriah: Rusia-Iran Vs AS-Israel? Pemerintah Vs Oposisi Bersenjata
Perang di Suriah kembali berkecamuk setelah serangan cepat pemberontak Suriah dimulai pada tanggal 27 November 2024 pekan lalu.
Serangan itu dipimpin oleh kelompok Sunni Islamis Hay'at Tahrir al-Sham dan didukung oleh faksi-faksi oposisi lainnya, termasuk Tentara Nasional Suriah yang didukung Turki.
Sejak saat itu pemerintah telah mengalami serangkaian kekalahan besar.
Sejumlah kota direbut pemberontak termasuk Aleppo, Hama, dan Daraa, dan terbaru Homs.
Pemberontak semakin dekat ke ibu kota Damaskus meskipun militer Suriah berulang kali meyakinkan akan melakukan serangan balik.
(Tribunnews.com)