Iran Sudah Dikirimi 2 Unit, Kapan Indonesia Terima 'Si Kriminal' Jet Tempur Su-35 Rusia?
Rusia mengatakan kontrak pengiriman jet tempur Shukoi Su-35 ke Indonesia akan diterapkan kendati sempat dibekukan oleh pemerintah Indonesia.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM – Bulan lalu Iran menjadi buah perbincangan setelah menerima dua jet tempur Sukhoi Su-35 buatan Rusia
Jet tersebut tidak datang dalam kondisi utuh, tetapi dalam bentuk komponen-komponen yang nantinya dirakit oleh Iran.
Negara Syiah itu dilaporkan memesan puluhan Su-35 guna meremajakan angkatan udaranya yang sudah jadul.
Bahkan, Iran juga mendapatkan lisensi untuk memproduksi atau merakit sendiri Su-35 di dalam negeri.
Seperti Iran, Indonesia juga ingin mendapatkan jet Su-35. Sayangnya, hingga kini belum diketahui kapan Indonesia akan mendapatkan jet tempur generasi ke-4,5 itu.
Pada bulan Oktober kemarin, dikutip dari TASS, Sergey Tolchenov selaku Duta Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan kontrak pengiriman Su-35 ke Indonesia akan diterapkan kendati sempat dibekukan oleh pemerintah Indonesia.
Tolchenov mengklaim kontrak pengiriman itu tidak dibatalkan.
“Kontrak itu tidak dibatalkan atau dihentikan, tetapi dibekukan. Kami menganggap cepat atau lambat akan diterapkan. Kapan dan bagaimana? Ini pertanyaan bagi pemerintah Indonesia selanjutnya, pemerintah itu akan membuat keputusan,” ujar Tolchenov.
“Sejauh yang kami ketahui, masih ada ketertarikan terhadap perlengkapan udara Rusia.”
Dubes itu mengatakan tidak ada penjelasan yang jelas mengenai alasan kontrak itu dibekukan. Meski demikian, dia menyebut barangkali hal itu disebabkan oleh persoalan hitung-hitungan.
Seperti Tolchenov, Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Jose Tavares, sebelumnya juga mengonfirmasi bahwa kontrak antara Indonesia dan Rusia perihal Su-35 tetap ada.
Tavares menyebut Indonesia tak pernah membatalkan kontrak pembelian. Indonesia masih menunggu munculnya “situasi yang lebih baik” untuk menerapkannya.
Baca juga: Iran Akan Punya Banyak Jet Su-35 Rusia, Harganya Lebih Mahal dari Uang Sitaan Kasus Duta Palma
“Memang, dalam bebera poin, Rusia dan Indonesia menandatangani perjanjian ini. Indonesia tak pernah membatalkannya, tetapi ditangguhkan untuk mengindari gangguan tertentu,” ucap Tavares kepada TASS.
Dia mengatakan saat ini sekitar 30 persen senjata pertahanan Indonesia adalah buatan Rusia.