Panglima Perang HTS: Deir Ezzor Sepenuhnya Dikuasai Oposisi Seusai Perang Sengit Lawan Pasukan Kurdi
Pasukan SDF Kurdi hanya menguasai Deir Ezzor cuma hari setelah rezim Assad tumbang. HTS pimpinan Al-Jawlani berhasil mengamankan kota penting Suriah
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Mengutip The Washington Post, berikut ini adalah hal-hal yang perlu diketahui tentang para pemain kunci yang terlibat dalam pertempuran tersebut.
1. Hayat Tahrir al-Sham (HTS)
Hayat Tahrir al-Sham (HTS) merupakan kelompok yang memimpin serangan terbaru terhadap pasukan pemerintah Suriah.
Selama lebih dari satu dekade, HTS dikenal sebagai penantang berat rezim Assad.
HTS merupakan penerus afiliasi al-Qaeda, Jabhat al-Nusra.
Tujuan kelompok tersebut adalah untuk menegakkan pemerintahan Islam di Suriah.
Dalam beberapa tahun terakhir, HTS menggunakan dominasinya di Suriah barat laut, tempat kelompok tersebut dikekang oleh pasukan pemerintah, untuk membangun kembali kekuatan pasukan oposisi yang tersisa, menjadi pasukan tempur.
Baca juga: Bisakah Presiden Suriah Bashar Al-Assad Pertahankan Kekuasaannya? Iran dan Rusia Mainkan Peran Kunci
HTS juga berupaya melembutkan citranya.
Setelah berafiliasi dengan al-Qaeda, kelompok ini kini menjauhkan diri dari akar ekstremisnya.
HTS lebih berfokus pada penyediaan layanan pemerintah bagi jutaan orang di provinsi Idlib melalui Pemerintahan Keselamatan Suriah yang masih baru, administrator de facto wilayah yang dikuasai HTS.
Dalam pernyataan terbaru, kelompok ini mengatakan akan melindungi situs budaya dan keagamaan di Aleppo, termasuk gereja.
Kelompok ini juga menguasai perbatasan Bab al-Hawa menuju Turki, koridor penting untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke wilayah yang dikuasai pemberontak.
Departemen Luar Negeri AS menetapkan HTS sebagai organisasi teroris asing.
2. Pasukan Pemerintah Suriah atau Loyalis Assad
Pasukan pemerintah yang setia kepada Assad pernah berhasil menggagalkan upaya untuk menggulingkan rezimnya sejak protes antipemerintah pertama kali meletus pada tahun 2011.
Ketika pasukan Assad menindak dengan keras, protes yang awalnya damai tersebut berubah menjadi pemberontakan besar-besaran, yang membentuk garis besar konflik saat ini.