Terungkap, HTS Susun Rencana untuk Gulingkan Rezim Assad dalam Kurun Waktu Satu Tahun
Pemberontak Suriah telah merencanakan serangan militer untuk menggulingkan rezim Bashar al-Assad selama setahun terakhir.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Pemberontak Suriah telah merencanakan serangan militer untuk menggulingkan rezim Bashar al-Assad selama setahun terakhir.
Rencana ini melibatkan penggunaan unit pesawat tak berawak dan koordinasi erat antara kelompok-kelompok oposisi di seluruh negeri.
Dalam wawancara pertamanya dengan media asing setelah jatuhnya pemerintahan Assad yang telah berkuasa selama 54 tahun, Abu Hassan al-Hamwi, Kepala Sayap militer Hayat Tahrir al-Sham (HTS), menjelaskan bahwa kelompoknya berkomunikasi dengan pemberontak di selatan untuk menciptakan ruang perang terpadu.
"Kami mempelajari musuh secara menyeluruh, menganalisis taktik mereka, dan menggunakan wawasan ini untuk mengembangkan kekuatan kami," ungkap al-Hamwi, dikutip dari The Guardian.
Sejak 2019, HTS telah mengembangkan doktrin militer untuk mengubah para pejuang yang berasal dari kelompok oposisi yang tidak terorganisir menjadi kekuatan tempur yang disiplin.
Al-Hamwi menekankan pentingnya kepemimpinan yang bersatu dan kendali atas pertempuran.
"Setelah kehilangan wilayah yang signifikan, semua faksi revolusioner menyadari bahaya kritis," katanya.
HTS juga memproduksi persenjataan dan kendaraan sendiri untuk mengatasi ketidakberdayaan mereka dalam menghadapi angkatan udara rezim Assad yang didukung oleh Rusia dan Iran.
Mereka membentuk unit drone untuk meningkatkan efektivitas serangan, termasuk pesawat nirawak bunuh diri yang disebut Shahin.
Pada akhir November, HTS memutuskan untuk meluncurkan operasi besar-besaran, dimulai dengan serangan ke Aleppo pada 29 November.
"Kami memiliki keyakinan bahwa Damaskus tidak akan jatuh sampai Aleppo jatuh," jelas al-Hamwi.
Baca juga: Momen Salat Jumat Pertama Warga Suriah di Masjid Umayyah setelah Tergulingnya Rezim al-Assad
Keberhasilan merebut Aleppo memicu serangan lebih lanjut di Hama dan Homs, yang diambil alih dalam waktu singkat.
Pemberontak di selatan, yang awalnya direncanakan untuk menunggu hingga Homs jatuh, akhirnya melancarkan serangan lebih awal, berhasil mendorong tentara Suriah keluar dari Daraa dan mencapai Damaskus sebelum HTS tiba.
Setelah jatuhnya Aleppo, momentum pemberontak seolah tak terbendung.