Apakah pengobatan alternatif ampuh menyembuhkan kanker?
Sejumlah tokoh ternama bilang mengubah pola makan dan melakukan terapi alternatif, membantu mereka pulih dari kanker. Tapi sebagian…
Selain itu ada pula persoalan kurangnya dokter yang terlatih dan masyarakat yang tak memiliki asuransi.
Di Afrika, Asia, dan India, mereka memiliki sistem dan filosifi penyembuhan kuno yang meningkatkan kepercayaan terhadap pengobatan semacam itu.
Meskipun ada beberapa bukti bahwa pengobatan tradisional China dan Ayurveda bisa menyembuhkan beberapa penyakit, tapi hanya sedikit bukti yang menunjukkan bahwa keduanya berfungsi sebagai pengobatan kanker.
Apa saja terapi dan diet alternatif terbesar di dunia?
'Obat' Ayurveda
Kunyit, rempah yang tumbuh di India, sering diyakini sebagai pengobatan kanker alternatif dalam Ayurveda yakni sebuah sistem penyembuhan India kuno yang didasarkan pada tumbuhan herbal dan pijat.
Ayurveda menjadi semakin populer di seluruh dunia.
Menurut laporan dari Market Research Future, pengobatan Ayurveda diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat pada 2028.
Pengobatan alternatif lain untuk kanker yang digunakan di India, khususnya di daerah pedesaan, meliputi naturopati, biopati, hemopati, pengobatan rumahan, terapi rumput gandung, hidroterapi, akupuntur, terapi autorun, osteopati, dan vipassana, menurut laporan Lancet.
Meskipun beberapa di antara pengobatan alternatif itu bisa membantu mengatasi nyeri ketika digunakan bersamaan dengan perawatan medis, Dr. O'Riordan mengatakan terapi lainnya bisa berakibat buruk bagi perawatan kanker.
Organisasi penelitian kanker atau Cancer Research UK menyebutkan ada beberapa bukti bahwa kurkumin, zat dalam kunyit, bisa membunuh sel kanker pada jenis kanker tertentu. Tapi mereka menekankan bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan.
Pasalnya tidak ada bukti jelas yang menunjukkan bahwa kunyit atau kurkumin dapat mencegah atau mengobati kanker, kata penelitian itu.
Pengobatan tradisional China
Ada tren peningkatan penggunaan pengobatan tradisional China pada pasien kanker di negara-negara Timur dan Barat. Tetapi, bukti ilmiah tentang keamanan dan kemanjurannya sering dipertanyakan oleh para ahli onkologi, menurut sebuah artikel tinjauan penelitian di Jurnal Onkologi Klinis.