Ben Gvir: Saya Pilih Sandera Kami di Hamas Dirudapaksa daripada 10 Ribu Warga Israel Dirudapaksa
Mendengar pertanyaan bernada tinggi dari sandera Israel yang dirudapaksa oknum Hamas, Itamar Ben Gvir kemudian memberikan jawaban santai.
Penulis: Bobby W
Editor: Sri Juliati
“Apakah itu yang Anda inginkan? Anda ingin mereka (Hamas) lakukan itu (Rudapaksa) terus menerus pada gadis-gadis? Terus merudapaksa mereka?”
Mendengar pertanyaan bernada tinggi tersebut, Itamar Ben Gvir kemudian memberikan jawaban santai.
“Ya, daripada alternatifnya mereka (Hamas) nanti merudapaksa puluhan ribu gadis Israel lainnya,” ungkap Ben Gvir menjawab pernyataan Dalet.
Ben Gvir kemudian menegaskan kembali bahwa dirinya tak mau Pemerintah Israel melakukan kesepakatan dengan Hamas secara sembarangan dan terburu-buru.
“Saya kembali mengatakan satu hal kepada Anda, saya bertanggung jawab ata semua ini dan saya rasa kita tidak boleh membuat kesepakatan yang sembrono,” ungkap Ben Gvir kepada Dalet.
Mendengar pernyataan tersebut, Dalet pun langsung meluapkan emosinya.
“Mereka sedang merudapaksa sandera sekarang!” kata Dalet dengan marah.
“Baiklah, saya akan mengakhiri pembicaraan ini, Anda terus menginterupsi saya dan saya tidak tahu kenapa. Saya rasa sudah cukup,” ungkap Ben Gvir yang menilai wawancara tersebut sudah tidak kondusif lagi.
Menanggapi publikasi wawancara tersebut oleh Channel 12, Ben Gvir pun buka suara pada Senin (16/12/2024)
“Saya telah bertemu dengan puluhan keluarga, mendengarkan penderitaan mereka, menangis bersama mereka, dan meskipun demikian, saya tidak bersedia membahayakan kesejahteraan puluhan ribu warga Israel, dan saya tidak siap membebaskan 1.000 [Yahya] Sinwar yang nantinya akan memperkosa ribuan gadis,” ungkap Ben Gvir.
Pernyataan Ben Gvir tersebut merujuk pada pemimpin Hamas, Yahya Sinwar yang telah tewas.
Yahya diduga sebagai otak yang merencanakan serangan pada 7 Oktober 2023 lalu.
Pada tahun 2011, Sinwar termasuk di antara lebih dari 1.000 tahanan keamanan Palestina yang dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran dengan seorang tentara IDF yang disandera, Gilad Shalit, dalam kesepakatan yang ditentang banyak pihak di kalangan sayap kanan.
(Tribunnews.com/Bobby)