Bukan Tawanan, Orang yang Diselamatkan Jurnalis AS Ternyata Eks Perwira Intelijen Rezim Assad
Orang yang diselamatkan oleh jurnalis AS dari CNN ternyata bukanlah tawanan rezim Assad. Dia adalah eks intelijen saat Assad menjadi Presiden Suriah.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
"Pertama, kepergian saya dari Suriah tidak direncanakan atau terjadi pada jam-jam terakhir pertempuran, seperti yang diklaim beberapa orang," katanya pada Senin (16/12/2024).
Assad mengeklaim tetap berada di Damaskus dan masih menjalankan tugasnya sebagai orang nomor satu di Suriah hingga Minggu (8/12/2024).
Berdasarkan pernyataan tersebut, pangkalan itu diserang pesawat tak berawak dari pejuang oposisi bersenjata.
"Dengan tidak adanya sarana yang memungkinkan untuk meninggalkan pangkalan tersebut, Moskow meminta agar komando pangkalan tersebut mengatur evakuasi segera ke Rusia pada Minggu malam tanggal 8 Desember," bunyi pernyataan tersebut.
"Ini terjadi sehari setelah jatuhnya Damaskus, menyusul runtuhnya posisi terakhir militer dan mengakibatkan kelumpuhan semua lembaga negara yang tersisa," lanjut pernyataan tersebut.
Al-Assad sendiri belum pernah tampil di media sejak dia diberikan suaka bersama keluarganya oleh Rusia.
Pernyataan yang dirilis lewat Telegram itu juga belum diverifikasi secara independen.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Suriah