Sebut Suriah Bukan Ancaman Dunia, HTS Minta Barat Cabut Sanksi: Kami Sudah Lelah Berperang
Pemimpin HTS sebut Suriah bukan lagi ancaman bagi dunia, serukan pencabutan sanksi serta dihapusnya HTS sebagai organisasi teroris.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin de facto Suriah, Ahmed al-Sharaa atau yang sebelumnya dikenal dengan nama Abu Mohammed al-Julani, menyatakan negaranya sudah lelah berperang.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC di Damaskus, Sharaa mengatakan bahwa Suriah bukan ancaman bagi dunia.
Ia ingin sanksi-sanksi yang dijatuhkan kepada Suriah untuk dicabut.
"Sekarang, setelah semua yang terjadi, sanksi harus dicabut karena sanksi tersebut ditujukan kepada rezim lama."
"Korban dan penindas tidak boleh diperlakukan dengan cara yang sama," katanya.
Sharaa adalah pemimpin serangan kilat yang menggulingkan rezim Bashar al-Assad kurang dari dua minggu lalu.
Ia adalah pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), kelompok dominan dalam aliansi oposisi.
Ia juga mengatakan HTS harus dihapus dari daftar organisasi teroris.
HTS ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh PBB, AS, Uni Eropa, dan Inggris dan negara lainnya, karena awalnya merupakan kelompok pecahan al-Qaeda, yang kemudian memisahkan diri pada tahun 2016.
Sharaa mengatakan HTS bukanlah kelompok teroris.
HTS tidak menyerang warga sipil atau wilayah sipil, katanya.
Baca juga: Al-Julani Ogah HTS Disebut Mirip Taliban yang Dilabeli Teroris: Ini Suriah, Bukan Afghanistan
Sharaa justru menyebut kelompoknya adalah korban dari kekejaman rezim Assad.
Ia juga membantah ingin menjadikan Suriah seperti Afghanistan.
Sharaa mengatakan Suriah dan Afghanistan itu sangat berbeda, dengan tradisi yang berbeda pula.