Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rudal 'Mach 20' AS Ancam Pertahanan Rusia Jadi Usang, Moskow Balas Pakai Radar Yenisei & SAM S-500

AS mengembangkan rudal yang bisa ditembakkan dari kendaraan darat dan laut dengan kecepatan hingga Mach 20 dengan jangkauan 925 km. Rusia ketar-ketir

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Rudal 'Mach 20' AS Ancam Pertahanan Rusia Jadi Usang, Moskow Balas Pakai Radar Yenisei & SAM S-500
tangkap layar/ET
Awak pesawat pemgebom Amerika Serikat (AS), B-52 Stratofortress dari Skuadron Bom Ekspedisi ke-23, Pangkalan Angkatan Udara Minot, Dakota Utara, dan Skuadron Uji dan Evaluasi ke-49, Pangkalan Angkatan Udara Barksdale, Louisiana, berpartisipasi dalam pelatihan pengenalan senjata hipersonik di Pangkalan Angkatan Udara Andersen, Guam, 27 Februari 2024. 

Rudal “Mach 20” AS Ancam Bikin Sistem Pertahanan Rusia Jadi Usang, Moskow Merespons dengan Radar Yenisei & SAM S-500

TRIBUNNEWS.COM - Angkatan Darat (AD) dan Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah berhasil menyelesaikan pengujian terpadu Common Hypersonic Glide Body (CHGB).

Hal itu diumumkan Departemen Pertahanan AS (Pentagon) pada 12 Desember 2024 kemarin.

Baca juga: Iran Mulai Uji Coba Jet Tempur Siluman Qaher-313 Tanpa Awak, Desain Tajam Tapi Susah Dikendalikan

Pernyataan itu merinci, AD AS berencana mengintegrasikan versi sistemnya, Senjata Hipersonik Jarak Jauh (LRHW), yang secara tidak resmi dikenal sebagai Dark Eagle, ke dalam platform darat bergerak.

Adapun AL AS akan mengintegrasikan versinya, yang disebut Conventional Prompt Strike (CPS), dengan kemampuan untuk diluncurkan dari kapal dan kapal selam.

Dalam ulasannya yang diterbitkan ET, dikutip Jumat (20/12/2024) Vijainder K Thakur, pensiunan pilot Jaguar Israel Air Forces (IAF) menulis kalau langkah-langkah ini menandakan AS secara aktif mengembangkan kemampuan ofensif non-nuklir berdasarkan beberapa sistem senjata hipersonik yang dapat bermanuver.

Penulis yang juga arsitek perangkat lunak, wirausahawan, dan analis militer itu menganalisis kalau LRHW Angkatan Darat AS dirancang untuk menyerang target pada jarak hingga 2.253 km dengan presisi dan kecepatan tinggi.

Berita Rekomendasi

"Sistem CPS Angkatan Laut AS dimaksudkan untuk diluncurkan dari kapal selam dan kapal permukaan seperti kapal perusak kelas Zumwalt pada tahun 2025 dan kapal selam kelas Virginia pada tahun 2028. Prakarsa ini bertujuan untuk menyediakan kemampuan serangan jarak jauh dan cepat," katanya.

Sedangkan Angkatan Udara (AU) AS disebutkan sedang mengembangkan Senjata Respons Cepat yang Diluncurkan di Udara (ARRW) AGM-183, yang diharapkan dapat mencapai kecepatan hingga Mach 20 dengan jangkauan 925 km.

Rudal ini akan digunakan oleh pesawat pengebom strategis dan pesawat tempur multiperan.

Awak pesawat pemgebom Amerika Serikat (AS), B-52 Stratofortress
Awak pesawat pemgebom Amerika Serikat (AS), B-52 Stratofortress dari Skuadron Bom Ekspedisi ke-23, Pangkalan Angkatan Udara Minot, Dakota Utara, dan Skuadron Uji dan Evaluasi ke-49, Pangkalan Angkatan Udara Barksdale, Louisiana, berpartisipasi dalam pelatihan pengenalan senjata hipersonik di Pangkalan Angkatan Udara Andersen, Guam, 27 Februari 2024.

Ancaman Bagi Rusia

Thakur mengatakan, senjata-senjata ini dimaksudkan untuk memberi AS kemampuan untuk menerobos atau mengalahkan pertahanan anti-akses/penolakan area (A2/AD) Rusia.

"Rusia khawatir dengan potensi hipersonik Amerika yang dapat membuat sistem pertahanan rudal yang ada menjadi usang," kata Thakur. 

Lintasan penerbangan yang tidak dapat diprediksi dan kecepatan senjata hipersonik yang ekstrem membuat senjata tersebut sulit dicegat dengan sistem pertahanan Rusia saat ini, sehingga menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap aset strategis Moskow.

Kemajuan militer AS dalam teknologi hipersonik ditujukan untuk meningkatkan kemampuan serangan global presisinya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas