Citra Satelit Ungkap Aksi Penggusuran Massal Israel di Gaza Utara: Separuh Jabalia Hilang
Lebih dari 5.000 bangunan di Jabalia, 3.600 di Beit Lahia, dan 2.000 di Beit Hanoun telah dihancurkan Israel sejak perang Gaza dimulai
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Kelompok hak asasi manusia mengkritik evakuasi massal tersebut, dengan mengatakan tindakan IDF sejalan dengan strategi yang diuraikan dalam “Rencana Jenderal” yang kontroversial.
The General's Plan yang dimaksud mengusulkan penunjukan Gaza utara sebagai zona militer tertutup, memaksa evakuasi massal, dan mengepung daerah tersebut hingga kelompok milisi Palestina menyerah atau terbunuh.
Israel Bantah Pengusiran Paksa
Israel membantah tuduhan adanya pemindahan paksa penduduk Gaza Utara.
Menteri Pertahanan Israel Katz dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer menulis surat kepada pemerintahan Biden, dengan mengatakan, "Israel tidak memiliki kebijakan untuk mengevakuasi warga sipil secara paksa dari Gaza, termasuk wilayah utara."
Adapun The Post menyoroti pernyataan dari mantan menteri pertahanan Moshe Ya'alon yang menuduh IDF melakukan "pembersihan etnis" dan "kejahatan perang."
Laporan Palestina merinci serangan gencar terhadap pemukiman warga sipil, pemisahan massal selama evakuasi, dan dugaan penyiksaan terhadap mereka yang mencoba melarikan diri.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada wartawan minggu lalu bahwa mereka "tidak melihat" bukti evakuasi paksa di Gaza.
Pihak AS juga menambahkan bahwa tindakan tersebut akan menjadi "garis merah" bagi pemerintah AS.
Citra satelit juga mengungkapkan perubahan signifikan pada geografi Gaza, dengan benteng IDF mencerminkan taktik yang digunakan di zona penyangga sebelumnya, seperti Koridor Netzarim dan Koridor Philadelphia.
Koridor militer kini membagi wilayah Gaza utara, memungkinkan apa yang digambarkan oleh seorang pakar sebagai "operasi pembersihan yang lebih sistematis" sekaligus memberlakukan batas de facto yang membatasi pergerakan ke selatan.
Citra satelit menunjukkan peningkatan kerusakan di Beit Lahia antara tanggal 15 November dan 15 Desember.
Dengan perang yang sedang berlangsung, negosiasi mengenai gencatan senjata dan pertukaran sandera masih menjadi perdebatan.
Hamas telah menuntut agar keluarga-keluarga Palestina diizinkan untuk kembali ke Gaza utara sebagai bagian dari gencatan senjata, sebuah titik kritis utama dalam pembicaraan negosiasi gencatan senjata dengan Israel.
(oln/Ynet/*)