Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemimpin Baru Suriah: Rusia Negara Paling Kuat Kedua di Dunia, Ini Sangat Penting!

Abu Mohammad al-Jolani mengatakan Suriah punya hubungan strategis dan kuat dengan Rusia.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Pemimpin Baru Suriah: Rusia Negara Paling Kuat Kedua di Dunia, Ini Sangat Penting!
X/Twitter
Pemimpin baru Suriah yang juga pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Jolani atau Ahmad Al-Sharaa. - Abu Mohammad al-Jolani mengatakan Suriah punya hubungan strategis dan kuat dengan Rusia. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin pasukan rezim baru Suriah, Ahmed al-Sharaa atau yang karib disapa Abu Mohammad al-Jolani menggarisbawahi hubungan strategis yang kuat dengan Rusia.

Hal itu dikatakannya selama wawancara dengan Al Arabiya yang dirilis pada hari Minggu (29/12/2024).

“Rusia adalah negara paling kuat kedua di dunia. Ini sangat penting. Suriah berbagi kepentingan strategis dengan Rusia," ujar Abu Mohammad al-Jolani.

Dirinya juga mengatakan bahwa kepemimpinan Suriah yang baru tidak ingin kehadiran Rusia di Suriah berakhir dengan cara yang tidak konsisten.

Terlebih hubungan bilateral mereka (Suriah-Rusia) sudah berlangsung lama.

Sementara itu, dalam komentar kepada Sputnik, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan bahwa Moskow belum diberitahu tentang rencana pemerintah sementara Suriah ke depan.

Terutama terkait peninjauan kembali perjanjian yang terkait dengan kehadiran militer Rusia, mengutip Al Mayadeen, Senin (30/12/2024).

Berita Rekomendasi

“Tidak diragukan lagi, perubahan kekuasaan yang telah terjadi dan perubahan di lapangan membuat penyesuaian tertentu mengenai kehadiran militer Rusia di Suriah."

Lavrov mengatakan hal ini bukan hanya tentang melestarikan basis atau benteng Rusia, tetapi juga tentang kondisi operasi, pemeliharaan serta interaksi dengan pihak lokal.

"Topik-topik ini bisa menjadi subjek negosiasi dengan kepemimpinan Suriah yang baru,” kata Lavrov.

Selain itu, situasi di Suriah tidak berdampak pada perjanjian komprehensif yang ditetapkan antara Rusia dan Iran.

Baca juga: Perang Atrisi dari Iran Mulai Berdampak, Israel Alami Defisit Keuangan Rp 566 Triliun pada 2024

Dia menggambarkan perjanjian itu sebagai hal yang komprehensif, jangka panjang, dan mudah beradaptasi dengan semua keadaan.

Dan tidak memerlukan amandemen meskipun ada perubahan dalam kepemimpinan Suriah.

Lavrov menyoroti bahwa perjanjian tersebut mencerminkan kemajuan yang signifikan dalam hubungan bilateral dan mengangkat mereka ke tingkat kemitraan strategis.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas