Operation Deep Layer, Unit Elite Israel Serbu Pabrik Rudal Iran Buat Hizbullah di Pedalaman Suriah
Pasukan komando Israel dari angkata udara, turun dari helikopter dan menyerbu CERS, pabrik rudal Iran di Suriah buat Hizbullah
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Operation Deep Layer, Pasukan Komando Israel konfirmasi Serbu Pabrik Rudal Iran di Pedalaman Suriah
TRIBUNNEWS.COM - Israel pada Rabu (1/1/2025) mengaku bertanggung jawab atas serangan komando terhadap lokasi pembuatan rudal Iran jauh di Suriah.
Operasi khusus militer Israel (IDF) ini terjadi pada September 2024.
Pihak IDF mengungkapkan serangan itu dinamai Operation Deep Layer, "Operasi Lapisan Dalam".
Baca juga: Game On, Hizbullah Bersumpah Pembalasan Besar-besaran atas Pelanggaran Israel Saat Gencatan Senjata
Pengumuman soal operasi khusus ini terjadi beberapa minggu setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah, yang sangat dekat dengan Iran.
"Assad telah mengizinkan Iran menggunakan Suriah untuk memproduksi dan mengirimkan senjata kepada kelompok Hizbullah di Lebanon," tulis laporan Times of Israel, Selasa (2/1/2025).
IDF dalam pernyataannya mengungkapkan kalau operasi itu dilakukan pasukan komando, unit elite Shaldag Angkatan Udara Israel (IAF).
"Unit Shaldag menyerbu Pusat Studi dan Penelitian Ilmiah, yang dikenal sebagai CERS atau SSRC, di daerah Masyaf pada tanggal 8 September, untuk menghancurkan fasilitas bawah tanah yang digunakan oleh pasukan Iran untuk memproduksi rudal presisi bagi Hizbullah," kata pernyataan itu dikutip Times of Israel.
Disebutkan, lokasi fasilitas pabrik rudal Iran tersebut terletak lebih dari 200 kilometer (124 mil) di utara Israel, sekitar 45 kilometer (28 mil) dari garis pantai barat Suriah.
"IDF telah memantau lokasi tersebut selama lebih dari lima tahun, menargetkan fasilitasnya berkali-kali," kata laporan itu.
Meski mengobrak-abrik pabrik itu, IDF mengidentifikasi kalau serangan udara tidak cukup untuk menargetkan beberapa infrastruktur bawah tanah yang dibangun oleh Iran di CERS.
Baca juga: Intelijen Israel Taruh Bom di Bantal Ismail Haniyeh di Teheran: Pengamanan IRGC Iran Bobol Total
Operasi Berlangsung Satu Jam
Selama penyerbuan pada tanggal 8 September, pasukan komando IAF turun dari helikopter dan menyerbu CERS, menewaskan beberapa penjaga yang berdiri di pintu masuk lokasi tersebut, sebelum menuju ke bawah tanah menuju fasilitas pembuatan rudal.
Pasukan itu meletakkan bahan peledak di dalam fasilitas bawah tanah, sebelum mengambil materi dan dokumen intelijen dan melarikan diri tanpa cedera.
Pasukan tersebut meledakkan lokasi bawah tanah dari jarak jauh, bersama dengan peralatan di dalamnya yang digunakan oleh Iran untuk memproduksi rudal bagi Hizbullah.
Menurut pejabat pertahanan Israel, para prajurit berada di darat selama lebih dari satu jam.
Saat helikopter terbang ke fasilitas tersebut dan selama penggerebekan, pesawat Israel menyerang sejumlah target di daerah sekitarnya, termasuk jalan menuju fasilitas tersebut, yang dilaporkan menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 43 orang.
"Serangan itu dimaksudkan untuk meng-cover pergerakan helikopter dan operasi darat, serta mencegah siapa pun mencapai fasilitas tersebut," tulis laporan tersebut.
Israel telah memberi tahu Amerika Serikat (AS) sebelum operasi itu dijadwalkan berlangsung.
Gedung Putih dilaporkan memberi izin terhadap operasi khusus di negara orang tersebut.
Rincian operasi tersebut pertama kali dilaporkan beberapa hari setelah penyerbuan oleh peneliti Timur Tengah Eva J. Koulouriotis, mengutip sumber keamanan yang tidak disebutkan namanya.
Kemudian, situs berita Axios dan The New York Times menerbitkan banyak rincian yang sama, mengutip pejabat Amerika dan Barat yang mengetahui operasi tersebut.
Wilayah Masyaf Basis Proksi Iran
Wilayah Masyaf, sebelah barat Hama, digunakan sebagai pangkalan bagi pasukan Iran dan milisi pro-Iran dan berulang kali menjadi sasaran Israel dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan jatuhnya rezim Assad pada awal Desember, pasukan Iran menarik diri dari lokasi tersebut dan Suriah.
Pejabat Barat sebelumnya mengaitkan CERS dengan pembuatan senjata kimia.
Menurut Amerika Serikat, gas sarin dikembangkan di pusat tersebut, tuduhan yang dibantah oleh otoritas rezim Assad.
Israel telah melancarkan serangan udara di wilayah Suriah sejak pecahnya perang saudara di negara itu pada tahun 2011, yang terutama ditujukan terhadap upaya pengiriman senjata ke Hizbullah atau untuk mencegah pejuang Iran mendapatkan pijakan di dekat perbatasan Israel.
Setelah jatuhnya rezim Assad, IAF melancarkan kampanye pengeboman besar-besaran selama 48 jam di Suriah.
Serangan Israel itu menghancurkan sebagian besar kemampuan militer rezim sebelumnya, dalam upaya mencegah persenjataan canggih jatuh ke tangan pihak lain yang berpotensi menyerang Israel.
Israel khawatir senjata bekas tentara Suriah dapat jatuh ke tangan pasukan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon.
(oln/ToI/*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.