Serangan IDF Hancurkan RS Indonesia di Gaza, Ribuan Nyawa Terancam Tanpa Pertolongan Medis
Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara kini tidak lagi merawat pasien atau yang terluka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Namun, klaim ini sering dipertanyakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lembaga internasional lainnya.
Duta Besar Israel untuk PBB, Daniel Meron, mengonfirmasi bahwa serangan di Rumah Sakit Kamal Adwan dilakukan berdasarkan "bukti tak terbantahkan" bahwa fasilitas itu digunakan oleh militan.
Meski demikian, banyak pihak yang meragukan klaim ini.
Dilihat dari dampaknya, banyak pasien dan warga sipil yang tidak terlibat dalam pertempuran jadi korban.
Selain itu, Israel juga dituduh memblokir upaya koordinasi antara staf rumah sakit dan lembaga kemanusiaan independen, seperti Bulan Sabit Merah, yang ingin membantu korban.
Serangan Terus Berlanjut dan Korban Terus Berjatuhan
Serangan udara Israel terus berlangsung di Gaza, menambah korban tewas setiap harinya.
Pada Sabtu (4/1/2025) pagi, serangan udara terhadap sebuah rumah di Kota Gaza utara menewaskan 11 anggota keluarga, termasuk tujuh anak-anak.
Pesawat tak berawak Israel juga menembaki staf medis yang sedang berusaha merawat korban luka.
Di tempat lain, serangan pesawat tak berawak menewaskan lima orang yang sedang melindungi pengiriman bantuan kemanusiaan.
Serangan terus berlanjut tanpa henti, dan ribuan warga Palestina berisiko kehilangan nyawa akibat kekurangan perawatan medis yang memadai.
Sejak awal perang pada 7 Oktober 2023, sedikitnya 45.717 orang tewas dan lebih dari 108.856 orang terluka di Gaza, Middle East Monitor melaporkan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.