Tiga Alasan Israel Tak Mau Tarik Mundur Pasukan dari Lebanon: Terowongan Hizbullah Susah Dijangkau
alasan IDF adalah proses penghancuran kemampuan Hizbullah, terutama terkait terowongan dan lokasi rudal di Lebanon selatan yang susah dijangkau
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Mengingat faktor-faktor ini, kecil kemungkinannya IDF akan menarik diri dari Lebanon selatan selama dua bulan ke depan.
"Namun jika pembangunan garis pertahanan baru selesai dan stabilitas tercipta di Lebanon, tentara Israel mungkin dapat mundur secara bertahap dan aman," begitu kesimpulan laporan media Israel.
Iming-imingi Uang ke Pemukim Utara
Fase berikutnya dari rencana Israel adalah memulangkan pemukim Yahudi ke wilayah pendudukan utara mereka.
Para pemukim di Israel utara yang mengungsi karena serangan Hizbullah akan diminta kembali ke rumah masing-masing.
Sejak perang di Jalur Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2024, Hizbullah mulai rajin menyerang Israel utara sebagai bentuk dukungan kepada warga Palestina di Gaza yang diinvasi Israel.
Adapun saat ini Israel dan Hizbullah sedang memberlakukan gencatan senjata selama 60 hari.
Surat kabar Israel Hayom pada hari Selasa, (31/12/2024), menyebut pemerintah Israel telah mengungkapkan rencana untuk mengembalikan para pemukim itu.
Mereka akan mulai dikembalikan ke rumah masing-masing apa akhir Februari 2025 ketika gencatan itu berakhir dan jika situasi keamanan memungkinkan.
Dikutip dari The Cradle, saat ini ada sekitar 60.000 pemukim Israel yang mengungsi dari pemukiman di dekat perbatasan Israel-Lebanon. Mereka lari menyelamatkan diri dari serangan roket, rudal, dan drone Hizbullah.
Meski sudah ada pengumuman gencatan senjata lima minggu lalu, media Israel menyebut baru seperempat pemukim yang kembali ke Israel utara.
Jumlah yang kembali ke pemukiman dekat pagar perbatasan lebih sedikit lagi. Adapun di pemukiman Metula baru ada 20 pemukim yang kembali.
Karena hanya sedikit yang ingin kembali, pemerintah Israel memutuskan memberikan bantuan bagi pemukim yang bersedia balik.
Pertama, setiap keluarga akan menerima 15.000 shekel atau sekitar Rp66 juta sebagai kompensasi atas kerusakan rumah mereka akibat perang.
Kedua, setiap orang dewasa akan menerima Rp66 juta, lalu setiap anak akan menerima Rp35,6 juta.
Baca juga: Taktik Gerilya Hamas Ala Hizbullah Tahun 2000 Versus Teknologi AI Militer Puluhan Tahun Israel
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.