Israel Blokir Jalan Utama di Suriah Selatan, Sudah Serbu Gedung Pemerintahan, Warga Frustrasi
Israel dilaporkan telah memblokir jalanan utama di Suriah selatan menggunakan tumpukan tanah, pohon, hingga tiang logam.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
"Tetapi, mengapa tidak ada seorang pun di negara Suriah baru yang berani berbicara tentang pelanggaran yang terjadi di Provinsi Quneitra dan pelanggaran terhadap hak-hak rakyatnya?" tanyanya.
Netanyahu Memang Perintahkan IDF Tempati Suriah
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sendiri telah memerintahkan pasukan Zionis untuk menempati puncak Gunung Hermon dalam kunjungannya pada 17 Desember 2024.
Dalam kesempatan itu, ia menyebut kedatangannya ke puncak Gunung Hermon, penting bagi keamanan Israel saat ini.
Netanyahu menegaskan IDF akan tetap berada di puncak Gunung Hermon, sampai kesepakatan yang menjamin keselamatan Israel, bisa dibuat.
"Kami akan tetap tinggal, sampai ditemukan kesepakatan lain yang menjamin keamanan Israel," kata Netanyahu dalam kunjungannya ke puncak Gunung Hermon bersama Menteri Pertahanan, Israel Katz, dilansir AP.
Katz, di kesempatan yang sama, memerintahkan militer Israel untuk segera memposisikan diri di puncak Gunung Hermon.
Baca juga: Rute Konvoi Militer Pasukan AS di Hasakah Suriah Dibom: Peledak Ditanam, Muncul Perlawanan Baru
Ia juga meminta militer Israel untuk segera membangun benteng pertahanan, guna mengantisipasi kemungkinan tinggal dalam waktu lama di tempat tersebut.
"Puncak Hermon adalah mata negara Israel untuk mengidentifikasi musuh-musuh kami yang berada di dekat maupun jauh," ujar Katz.
Seorang pejabat militer Israel, yang berbicara dengan syarat anonim sesuai peraturan, mengatakan tidak ada rencana untuk mengevakuasi warga Suriah yang tinggal di desa-desa dalam zona penyangga.
Sebagai informasi, zona penyangga antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, dibuat oleh PBB setelah Perang Timur Tengah tahun 1973.
Pasukan PBB yang terdiri dari sekitar 1.100 tentara, telah berpatroli di daerah tersebut sejak saat itu.
Terkait keberadaan pasukan Israel di zona penyangga, PBB menyebut tindakan itu telah melanggar kesepakatan tahun 1974 yang membentuk zona tersebut.
Kesepakatan itu "harus dihormati, dan pendudukan adalah pendudukan, entah itu berlangsung seminggu, sebulan, atau setahun, itu tetap pendudukan," komentar Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric.
Sehari sebelum kunjungan Netanyahu ke Puncak Hermon, Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Mohammed al-Julani atau Ahmeed al-Sharaa, telah meminta Israel untuk menghentikan serangan udara dan menarik diri dari wilayah Suriah yang diduduki.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.