Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rute Konvoi Militer Pasukan AS di Hasakah Suriah Dibom: Peledak Ditanam, Muncul Perlawanan Baru

sebuah bom ditanam untuk pertama kalinya di jalur konvoi tentara AS di provinsi Hasakah, yang terletak di timur laut Suriah.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Rute Konvoi Militer Pasukan AS di Hasakah Suriah Dibom: Peledak Ditanam, Muncul Perlawanan Baru
mna/tangkap layar
Konvoi Pasukan Amerika Serikat (AS) di Suriah. Sebuah bom ditanam untuk pertama kalinya di jalur konvoi tentara AS di provinsi Hasakah, yang terletak di timur laut Suriah. 

Rute Konvoi Militer Pasukan AS di Hasakah Suriah Dibom: Peledak Ditanam, Muncul Perlawanan Baru
 
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah narasumber berita di Suriah melaporkan adanya pengeboman di rute konvoi militer Amerika Serikat (AS) di provinsi Hasakah.

Sumber-sumber Suriah mengonfirmasi, sebuah bom ditanam untuk pertama kalinya di jalur konvoi tentara AS di provinsi Hasakah, yang terletak di timur laut Suriah.

Baca juga: Pakar Militer: Israel Membual, Mirip Pasukan AS di Vietnam, Menang di Pertempuran Tapi Kalah Perang

"Konvoi yang terdiri dari tujuh kendaraan dan peralatan militer menghadapi rute yang dibom di pinggiran Hasakah dekat salah satu pangkalan militer AS," kata laporan MNA, Senin (6/1/2025).

Tindakan ini dilaporkan merupakan pesan penting tentang pembentukan faksi perlawanan baru di wilayah tersebut.

Kekuatan yang kini menjadi penguasa baru Suriah, Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dikabarkan tengah menjalin relasi dengan sejumlah pihak termasuk AS sebagai awal baru pemerintahan di Suriah.

AS menyiratkan, membuka diri terhadap pemerintahan baru Suriah dengan sejumlah indikasi termasuk mencabut status kelompok teroris terhadap HTS dan menghilangkan status buronan Ahmad Al-Sharaa.

AS memanfaatkan situasi transisi dengan memperkuat posisi dan keberadaan pasukan mereka di negara tersebut.

Berita Rekomendasi

Pengeboman jalur ini menjadi indikasi adanya penolakan terhadap rencana AS tersebut dari faksi-faksi di Suriah.

Para komandan AS menyatakan kekhawatirannya mengenai terulangnya operasi ini. 

Sumber-sumber Suriah mengumumkan pada hari Minggu kalau sirene alarm berbunyi serentak di tiga pangkalan AS di negara itu.

Pasukan Khusus AS Tiba di Pangkalan Hasakah 

Amerika Serikat (AS) dilaporkan menambah jumlah pasukan dan persenjatannya ke Suriah, Kamis (26/12/2024).

"AS meningkatkan kehadirannya di Suriah seiring dengan semakin banyaknya pasukan Amerika yang tiba di pangkalan militer di provinsi Hasakah di timur laut," demikian laporan media, MNA, Kamis.

Baca juga: Giliran Drone Kamikaze Houthi Hantam Zona Industri Ashkelon, IRGC Iran: Israel Salah Perhitungan

Konvoi pasukan militer AS, yang terdiri dari 20 kendaraan dan truk, memasuki pangkalan di Hasakah di timur laut Suriah dari pangkalan Ain al-Asad di Irak Kamis pagi, menurut media Suriah.

Konvoi pasukan tersebut, yang dilindungi oleh dukungan udara (air support), juga termasuk Pasukan Khusus AS yang dikerahkan ke kawasan tersebut.

Sumber-sumber lokal melaporkan, militer AS baru-baru ini mengerahkan sejumlah besar pasukan tempur dari pangkalan Ain al-Assad di provinsi Anbar dan pangkalan Harir di Erbil selatan.

Suriah saat ini tengah mengalami pergolakan dan pelengseran rezim.

Kelompok oposisi yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), menggulingkan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad awal bulan ini, segera setelah mereka melancarkan serangan kilat terhadap pemerintah pusat.

Israel memanfaatkan situasi ini untuk merebut wilayah perbatasan termasuk puncak Gunung Hermon dengan dalil bubarnya perjanjian pada 1973 silam sering jatuhnya rezim Assad.

Baca juga: Pakai Kekuatan Seadanya, Angkatan Laut Iran Klaim Sukses Usir Pasukan AS di Laut Lepas

Pasukan Amerika Serikat di Timur Tengah. Sebuah dokumen berisi perintah Pentagon dilaporkan memberi instruksi agar tentara AS yang berada di Irak bersiaga jika dibutuhkan untuk dikerahkan langsung dalam Perang Gaza membantu Israel melawan Hamas.
Pasukan Amerika Serikat di Timur Tengah. Sebuah dokumen berisi perintah Pentagon dilaporkan memberi instruksi agar tentara AS yang berada di Irak bersiaga jika dibutuhkan untuk dikerahkan langsung dalam Perang Gaza membantu Israel melawan Hamas. (Photo: The US Army, via Wikimedia Commons)

AS Tempatkan Ribuan Tentara di Suriah

Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) mengakui kehadiran lebih dari 2.500 tentara Amerika di Irak.

Pentagon juga menyatakan jumlah pasukan di Suriah telah meningkat selama beberapa tahun terakhir karena meningkatnya ancaman.

“Setidaknya ada 2.500 anggota pasukan Amerika di Irak, selain beberapa pasukan pendukung sementara yang dikerahkan secara berkala," kata juru bicara Pentagon, Pat Ryder dalam sebuah pernyataan, Senin (23/12/2024).

Dia menambahkan, karena pertimbangan diplomatik, Pentagon tidak akan memberikan rincian lebih lanjut.

AS menyelesaikan perundingan sensitif dengan pemerintah Irak pada bulan September lalu yang menetapkan dimulainya penarikan pasukan setelah pemilu pada bulan November.

Kehadiran pasukan AS di sana merupakan beban politik jangka panjang bagi para pemimpin Irak, yang semakin mendapat tekanan dari Iran.

Pejabat Amerika tidak memberikan rincian mengenai perjanjian penarikan tersebut, namun perjanjian tersebut mencakup penghentian misi melawan ISIS pada bulan September 2025, dengan beberapa pasukan AS tersisa hingga tahun 2026 untuk mendukung misi melawan ISIS di Suriah.

Ada kemungkinan beberapa pasukan akan tetap berada di wilayah Kurdistan setelah itu karena pemerintah daerah ingin kehadiran mereka terus berlanjut, seperti diberitakan Al Arabiya.

2.000 Tentara AS di Suriah

Sebelumnya pada Kamis (19/12/2024), Pat Ryder mengumumkan ada sekitar 2.000 tentara Amerika di Suriah, lebih dari dua kali lipat dari 900 tentara yang diakui secara terbuka oleh AS sampai sekarang.

Pada Senin (23/12/2024), ia mengatakan setidaknya ada 1.100 tentara tambahan dikerahkan untuk jangka waktu singkat untuk melakukan perlindungan pasukan, transportasi, pemeliharaan dan tugas-tugas lainnya.

Baca juga: 30 Perwira Rezim Assad Ditangkap di Lebanon, Interpol Incar Jenderal Suriah Jamil al-Hassan

Jumlah tersebut berfluktuasi selama beberapa tahun terakhir dan meningkat seiring waktu.

"Jumlah pasukan sementara tambahan ini telah berfluktuasi selama beberapa tahun terakhir berdasarkan kebutuhan misi, tetapi secara umum telah meningkat seiring waktu karena meningkatnya ancaman terhadap pasukan dasar," kata Pat Ryder, Senin.

Setelah Presiden Suriah Bashar Assad digulingkan oleh oposisi bersenjata pada 8 Desember lalu, negara itu bergulat dengan kekacauan. 

Media lokal di Suriah melaporkan pada Senin kemarin terjadi bentrokan sengit antara SDF yang didukung AS dan yang didukung Turki di sekitar Bendungan Tishrin di Provinsi Aleppo, seperti diberitakan Mehr.

Apa Kepentingan AS di Suriah?

AS menjadi satu di antara banyak pihak yang berkepentingan di Suriah pasca-lengsernya rezim Assad.

Ali Bilgic, profesor hubungan internasional dan politik Timur Tengah di Universitas Loughborough di Inggris, AS justru menjadi pemain inti dari para pemain regional yang punya kepentingan di Suriah.

Menurut Ali Bilgic, cara para aktor utama bertindak di Suriah akan sangat bergantung pada Amerika Serikat.

Bagi AS, jatuhnya rezim Assad merupakan tanda positif lantaran AS senantiasa berupaya mengganti pemerintahan Suriah secara langsung atau tidak langsung sejak 2011.

Presiden AS Joe Biden pada Minggu (08/12) menyebut situasi di Suriah sebagai "masa penuh risiko dan ketidakpastian" bagi kawasan tersebut.

Namun Biden hanya akan menjabat selama beberapa pekan ke depan.

Pada Sabtu (07/12/2024), Presiden AS terpilih Donald Trump menyebut rangkaian peristiwa di Suriah dengan kalimat, "Ini bukan perang kita (AS)."

Seperti yang dijelaskan oleh Ali Bilgic, "jika Amerika Serikat benar-benar memutuskan untuk tidak terlibat di Suriah, kekosongan kekuasaan akan diisi oleh aktor lain dan salah satu aktor tersebut bisa jadi adalah Rusia".

"Jika itu terjadi, Rusia tentu akan berjuang untuk mempertahankan pangkalannya di Suriah, khususnya pangkalan angkatan lautnya yang merupakan pusat operasinya untuk kawasan Afrika sub-Sahara," kata sang profesor dilansir BBC.

Saat ini tidak jelas peran apa yang akan dimainkan Amerika Serikat dalam tatanan baru Suriah.

Tetapi, kata Bilgic, "sulit membayangkan presiden Amerika mana pun berkata, 'Kami tidak tertarik pada Suriah'."

"Ada banyak hal yang dipertaruhkan bagi Amerika Serikat dan saya tidak bisa membayangkan Donald Trump bakal membiarkan kekuatan lain mengisi kekosongan di Suriah begitu saja."

Washington menempatkan ribuan tentara di daerah pengeboran minyak mentah di bagian timur laut Suriah yang dikuasai suku Kurdi. AS juga memiliki sebuah pangkalan militer di sebelah tenggara.

Seorang personel Tentara Amerika Serikat (AS) di Suriah
Seorang personel Tentara Amerika Serikat (AS) di Suriah duduk di atas tank dengan berbendera AS.

Incar Si Emas Hitam

Peran AS dalam perang saudara Suriah telah berkali-kali berubah.

Namun, bahkan Donald Trump pada masa jabatan pertamanya sebagai presiden memahami bahwa meninggalkan Suriah sepenuhnya bukanlah "alternatif yang layak" untuk melindungi kepentingan negara, jelas Bilgic.

"Jadi membiarkan Suriah begitu saja sangat tidak mungkin, karena kelompok Kurdi membutuhkan dukungan pasukan AS. Kelompok tersebut mengendalikan dan memelihara beberapa kamp penahanan mantan anggota ISIS dan keluarga mereka."

"Hal lain karena sumber daya alam Suriah, terutama minyak dan gas, sekarang berada di bawah kendali Kurdi. Di sanalah tentara AS ditempatkan," tambahnya.

Dengan demikian, saat transisi kekuasaan berlangsung dan masa depan politik Suriah dibahas, salah satu pertanyaan utama adalah: siapa yang akan mengendalikan sumber daya alam negara itu?

"Tidak ada pembicaraan tentang itu sekarang, tapi saya pikir siapa pun pemegang kekuasaan di Damaskus tidak akan membiarkan Kurdi memiliki kendali penuh atas minyak dan gas alam di Suriah bagian utara."

"Dan jika itu masalahnya, pasukan AS akan berada di wilayah itu untuk melindungi kepentingan mereka. Jadi saya tidak berpikir Washington akan menarik diri dari Suriah. Saya ragu Donald Trump memiliki visi yang sempit," kata Bilgic.

 

(oln/MNA/BBC/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas