Mengapa Donald Trump Menginginkan Greenland dan Terusan Panama?
Berikut sejarah mengenai Terusan Panama dan Greenland dan alasan Donald Trump ingin menguasai wilayah tersebut.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
1721 - Ekspedisi yang dipimpin oleh misionaris Denmark-Norwegia Hans Egede melihat kolonisasi baru oleh Denmark. Permukiman baru didirikan di dekat ibu kota saat ini, Nuuk.
1940 - Denmark diduduki oleh Jerman selama Perang Dunia Kedua.
1941-1945 - Amerika Serikat menduduki Greenland untuk mempertahankannya dari kemungkinan invasi oleh Jerman.
1950 - Denmark setuju untuk mengizinkan AS menggunakan kembali Pangkalan Udara Thule yang diperluas antara tahun 1951 dan 1953 sebagai bagian dari strategi pertahanan Perang Dingin NATO.
1953 - Greenland menjadi bagian integral dari Kerajaan Denmark.
2008 - Penduduk Greenland memberikan suara dalam referendum untuk mendapatkan lebih banyak otonomi, kendali lebih besar atas sumber daya energi, dan pemberian status bahasa resmi Kalaallisut atau Greenland Barat sebagai pengganti bahasa Denmark.
2024 - Presiden terpilih AS Donald Trump mengulangi keinginannya untuk membeli Greenland. Tak lama setelah itu, Denmark mengumumkan peningkatan besar dalam anggaran pertahanan untuk Greenland. Raja Frederik mengubah lambang kerajaan agar lebih menonjolkan Greenland dan Kepulauan Faroe.
Sejarah Terusan Panama
Terusan Panama dibangun oleh AS antara tahun 1904 dan 1914, mengutip CBS News.
Terusan ini berfungsi sebagai jalan pintas antara Samudra Pasifik dan Karibia, yang secara drastis memperpendek rute pelayaran dari Asia ke pelabuhan-pelabuhan di AS bagian timur.
Terusan ini pertama kali dikelola oleh pemerintah AS selama beberapa dekade, yang menyebabkan ketegangan dengan Panama.
Pada tahun 1970-an, AS dan Panama menandatangani perjanjian yang menyetujui netralitas permanen terusan tersebut.
AS berkomitmen untuk melepaskan kendali terusan tersebut dan melakukannya sepenuhnya pada tahun 1999.
Terusan tersebut sekarang dikelola oleh Otoritas Terusan Panama.
(Tribunnews.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.