Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hamas Gunakan Metode Tempur Baru di Gaza, 'Bom Perut' Beraksi, Ranjau Jadi Ancaman Besar Israel

Para pejuang Hamas dilaporkan menggunakan metode baru dalam pertempuran mereka melawan Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Hamas Gunakan Metode Tempur Baru di Gaza, 'Bom Perut' Beraksi, Ranjau Jadi Ancaman Besar Israel
Khaberni
Para petempur Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas, di Jalur Gaza. Israel menyebut Hamas mampu memperbarui kekuatan militernya dengan merekrut puluhan ribu petempur baru. 

TRIBUNNEWS.COM – Para pejuang Hamas dilaporkan menggunakan metode baru dalam pertempuran mereka melawan Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Avi Askhenazi, seorang kolumnis pada surat kabar Israel Maariv, menyebut IDF kini harus menghadapi ancaman besar di Gaza, yakni ranjau darat.

Menurut dia, tentara Israel telah mendeteksi adanya perubahan cara berperang Hamas dalam beberapa hari belakangan, terutama di Gaza bagian utara.

Hamas kini mulai memasang lebih banyak ranjau darat di bawah tanah. Ranjau-ranjau itu oleh Askhenazi disebut sebagai “belly bomb” atau “bom perut”.

IDF memperkirakan Hamas akan lebih suka menyerang IDF dengan senjata yang ditinggalkan tentara Israel di lapangan.

Senjata-senjata itu misalnya bom yang dijatuhkan dari udara (gagal meledak), peluru tank, rudal antitank, dan granat.

Para pejuang Hamas melekatkan mekanisme detonasi sekunder pada bom itu untuk meledakkan bom.

Berita Rekomendasi

Bom itu diaktifkan dengan remot kontrol ketika Hamas mendeteksi adanya pergerakan pasukan dari jarak jauh.

Anggota Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas. Qassam dilaporkan memulihkan kekuatannya dengan membentuk jaringan milisi baru di wilayah-wilayah di Jalur Gaza yang ditinggalkan pasukan Israel saat fokus berperang di front utara guna memukul mundur gerakan Perlawanan Lebanon, Hizbullah.
Anggota Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas. Qassam dilaporkan memulihkan kekuatannya dengan membentuk jaringan milisi baru di wilayah-wilayah di Jalur Gaza yang ditinggalkan pasukan Israel saat fokus berperang di front utara guna memukul mundur gerakan Perlawanan Lebanon, Hizbullah. (Khaberni)

Dalam beberapa kasus, pejuang Hamas tiba-tiba muncul dari tempat sembunyi lalu menarik perhatian pasukan Israel agar menuju ke arahnya. Namun, pada kenyataannya IDF justru digiring ke tempat jebakan.

“Metode ini tak asing bagi IDF dari Yudea dan Samaria, dengan penekanan di Samaria utara,” kata Askhenazi dalam artikel di Maariv hari Kamis, (9/1/2025).

Dia menyebut kemarin IDF membunuh tiga pejuang Hamas ketika mereka sedang menyiapkan jebakan di Desa Tamun.

Baca juga: Israel Blokir Penyelidikan PBB atas Tuduhan Pemerkosaan Hamas, Khawatir Penyelidikan Pelecehan

IDF menyebut pejuang Hamas berupaya menembatkan tong penuh bom di bawah jalan. Mereka mencoba menggiring IDF ke tempat itu lalu meledakkan bom.

“Dalam beberapa minggu terakhir ada banyak personel Brigade Kfir, Nahal, zeni, dan lapis baja yang tewas di Gaza utara karena jebakan maut jenis ini,” kata Askhenazi.

“IDF berupaya menghidupkan buldoser yang membajak tanah dalam-dalam, tetapi karena tertutupi hujan baru-baru ini dan kenyataan bahwa tanah itu terendam air, mereka (Hamas) berhasil menggali dengan cepat dan menempatkan bom.”

Askhenazi mengatakan IDF memiliki alat pendeteksi panas untuk mengetahui adanya perubahan di bawah tanah.

“IDF juga mengoperasikan buldoser untuk mengetahui adanya bom di bawah tanah,” ucapnya.

Dia berujar IDF harus mengubah rute pergerakannya di lapangan dan mempelajari area tempat para pejuang Hamas bisa melakukan pengamatan.

Hamas dilaporkan bangkit

Hamas dilaporkan bangkit lagi. The Jerusalem Post dan Channel 12 menyampaikan bahwa Hamas merekrut personel baru.

Channel 12 menyebut Hamas dan kelompok Jihad Islam disebut memiliki 20.000 hingga 23.000 pejuang, sedangkat The Jerusalem Post mengklaim jumlah pejuang Hamas mencapai sekitar 12.000 orang.

Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), pada awal perang jumlah pejuang Hamas mencapai 25.000 personel. IDF mengatakan ada 14.000 hingga 16.000 pejuang Hamas yang terluka.

Adapun The Jerusalem Post berujar ada lebih dari 6.000 warga Gaza yang ditahan Israel saat perang.

Baca juga: Anthony Blinken: Perjanjian Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas Sudah Sangat Dekat

Sementara itu, narasumber militer Israel di Komando Selatan mengklaim Hamas telah merekrut ribuan juru tempur baru untuk sayap militernya, yakni Brigade Al-Qassam.

Kepada media Israel bernama Walla, narasumber itu menyinggung dua sosok penting di Jalur Gaza

Keduanya ialah Muhammad Sinwar atau Abu Ibrahim (saudara eks Kepala Biro Politik Hamas Yahya Sinwar) dan Izz ad-Din al-Haddad atau Abu Suhaib.

Muhammad Sinwar disebut telah mengambil alih pasukan di Gaza selatan, terutama di Khan Younis.

Sementara itu, al-Haddad mengepalai Al-Qassam dan sebelumnya pernah menjadi anggota dewan militer.

Sejak perang di Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023, keduanya berhasil menghindari intelijen Israel.

Menurut narasumber di Komando Selatan, Sinwar dan al-Haddad beroperasi secara terpisah. Metode operasi masing-masing juga tidak seperti biasanya.

Adapun di dalam militer Israel muncul beragam opini tentang seberapa jauh kehancuran yang mendera Brigade Al-Qassam dan kebangkitan brigade itu selama setengah tahun belakangan.

Menurut narasumber itu, para pejuang Hamas yang berhasil lari dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kini berkumpul di dua area utama.

Disebutkan pula, dalam beberapa bulan terakhir para pejuang itu mulai berkumpul di bangunan yang dibuat Hamas.

Ada panglima baru, pelatihan, dan perubahan metode tempur untuk melawan operasi IDF. Mereka membangun garis pertahanan baru.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas