Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Erdogan dan Ketua Hamas Bertemu di Ankara, Turki Puji Perlawanan Palestina Hadapi Israel

Presiden Turki Erdogan bertemu pemimpin Hamas, di antaranya Khalil al-Hayya dan Khaled Meshaal di Ankara pada Rabu kemarin.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Erdogan dan Ketua Hamas Bertemu di Ankara, Turki Puji Perlawanan Palestina Hadapi Israel
Website resmi Direktorat Komunikasi Turki
PERTEMUAN ERDOGAN-HAMAS - Foto ini diambil pada Kamis (30/1/2025) dari publikasi resmi Direktorat Komunikasi Turki pada Rabu (29/1/2025), menunjukkan pertemuan Presiden Turki Erdogan dengan sejumlah pejabat Hamas termasuk Khalil al-Hayya dan Khaled Meshaal di istana kepresidenan di Ankara pada Rabu. Erdogan dan pejabat Hamas membahas perkembangan terkini setelah Israel dan Hamas mulai melaksanakan perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza pada 19 Januari lalu. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menerima delegasi Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) yang dipimpin oleh ketua dewan pimpinannya, Muhammad Darwish, di istana presiden di ibu kota Turki, Ankara pada Rabu (29/1/2025).

Pertemuan tersebut dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan; Kepala Intelijen Turki, Ibrahim Kalin; Kepala Departemen Komunikasi Kepresidenan Turki, Fakhr al-Din Altoun; dan pejabat Turki lainnya.

Sementara, pejabat Hamas yang menghadiri pertemuan itu di antaranya Ketua Hamas di Gaza, Khalil al-Hayya; Ketua Hamas di Tepi Barat, Zaher Jabarin; dan Ketua delegasi Hamas di luar negeri, Khaled Meshaal.

"Proses gencatan senjata di Gaza dan perkembangan terkini di Palestina dibahas dalam resepsi yang digelar di Kompleks Kepresidenan," menurut keterangan Direktorat Komunikasi Kepresidenan, Rabu.

Sebelumnya, Presiden Erdogan memberikan sambutan kepada para pemimpin Hamas yang menghadiri pertemuan tersebut.

"Perjuangan Hamas selama 471 hari sekali lagi menunjukkan bahwa semangat perlawanan tidak akan hilang," kata Erdogan.

"Turki akan terus menjelaskan fakta di Gaza dan memberikan dukungan, dan kami berharap gencatan senjata tahap kedua dan ketiga akan berhasil diselesaikan," tambahnya, seperti diberitakan Anadolu.

Berita Rekomendasi

Pada awal agresi Israel di Jalur Gaza, Turki menolak mengklasifikasikan Hamas sebagai gerakan "teroris" dan menekankan Hamas adalah gerakan perlawanan untuk pembebasan Palestina.

Pada awal Mei 2024, Turki menangguhkan semua pertukaran perdagangan dengan Israel hingga negara pendudukan tersebut mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

"Ekspor dan impor yang terkait dengan Israel telah ditangguhkan," kata Kementerian Perdagangan Turki dalam sebuah pernyataan.

Turki juga menyatakan mereka tidak akan melanjutkan perdagangan, yang diperkirakan bernilai sekitar tujuh miliar dolar per tahun, dengan Israel sampai gencatan senjata permanen tercapai dan bantuan kemanusiaan diberikan di Jalur Gaza.

Baca juga: Hamas: 3 Tahanan Israel dan 5 Warga Thailand akan Ditukar 110 Tahanan Palestina Hari Ini

Selain itu, Turki membatasi ekspor 54 produk ke negara pendudukan Israel dengan tujuan mendorong gencatan senjata di Jalur Gaza.

Sebelumnya, Turki telah memberikan dukungan terhadap Palestina dan perlawanannya, termasuk mendukung gugatan Afrika Selatan terhadap pendudukan Israel di hadapan Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, Belanda.

Kunjungan pejabat Hamas ke Turki terjadi setelah Israel-Hamas melakukan pertukaran tahanan pada 19 Januari 2025 dan 25 Januari 2025, yang membebaskan tujuh tahanan Israel dengan imbalan 290 tahanan Palestina, 70 di antaranya dideportasi ke Mesir.

Sementara itu, tim pencari masih melakukan pencarian jenazah korban tewas di Jalur Gaza sejak berlakunya gencatan senjata Israel-Hamas mulai 19 Januari lalu.

Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 47.417 jiwa dan 111.571 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (29/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sementara itu pencarian korban yang tertimbun reruntuhan masih berlanjut, menurut laporan Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) memulai Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas