Badai Musim Dingin Hancurkan Tenda Pengungsi di Gaza Utara
Jalur Gaza dilanda badai musim dingin, tenda-tenda pengungsi warga Palestina di Gaza Utara hancur akibat angin yang bergerak dengan kecepatan tinggi.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
![Badai Musim Dingin Hancurkan Tenda Pengungsi di Gaza Utara](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Ribuan-Pengungsi-Palestina-Kembali-ke-Gaza-Utara.jpg)
Ingram menyatakan keprihatinan terhadap kondisi anak-anak yang hidup di bawah ancaman tersebut.
"Bagi anak-anak, berada di luar ruangan dan terpapar udara dingin bukan hanya menakutkan tetapi juga sangat berbahaya. Kami telah melihat sejumlah anak meninggal akibat hipotermia," ujarnya, dikutip dari Al Jazeera.
Kebutuhan mendesak akan bantuan darurat di Gaza semakin meningkat.
Ingram menekankan pentingnya meningkatkan upaya bantuan dengan mengirimkan lebih dari 600 truk bantuan setiap hari, tetapi kenyataannya, kebutuhan masyarakat jauh lebih besar.
"Tenda terpal dan akses ke air bersih menjadi kebutuhan mendesak yang diminta oleh masyarakat Gaza," tambahnya.
Parahnya, proses bantuan tidak berjalan mulus.
Blokade yang diberlakukan Israel menjadi tantangan terbesar bagi para pekerja bantuan, membatasi akses terhadap bahan-bahan penting seperti pipa baja dan semen.
Meskipun menghadapi bencana alam, konflik militer, dan keterbatasan bantuan, warga Gaza tetap berjuang untuk bertahan.
Situasi yang mereka hadapi saat ini sangat membutuhkan perhatian dunia untuk mengakhiri penderitaan mereka dan memberikan akses terhadap bantuan.
"Kebutuhan masyarakat di Gaza sangat besar dan memerlukan peningkatan upaya bantuan darurat dengan cepat," kata Ingram.
MSF Soroti Kondisi Layanan Kesehatan di Tepi Barat
Baca juga: Netanyahu Bela Donald Trump soal Pengusiran Warga Gaza: Hanya untuk Mereka yang Ingin Pergi
Doctors Without Borders (MSF) memperingatkan sistem perawatan kesehatan Tepi Barat telah berada dalam "keadaan darurat terus-menerus".
Situasi ini terjadi sejak Oktober 2023, yang dipicu serangan militer Israel, pembatasan pergerakan, dan kekerasan pemukim sangat menghalangi akses medis.
"Peningkatan kekerasan yang dramatis, yang ditandai dengan serangan militer Israel yang berkepanjangan dan pembatasan pergerakan yang lebih ketat telah sangat menghambat akses ke layanan penting, khususnya perawatan kesehatan, yang memperburuk kondisi kehidupan yang sudah buruk bagi banyak warga Palestina," kata laporan itu.
"Sejak 7 Oktober 2023, Tepi Barat telah mengalami peningkatan kekerasan yang dramatis , ditandai dengan serangan militer Israel yang berkepanjangan dan pembatasan pergerakan yang lebih ketat."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.